|
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Landasan Teori
1. Pendekatan Kontingensi Pada Sistem
Akuntansi Manajemen
Pendekatan kontingensi pada
akuntansi manajemen didasarkan pada premis bahwa tidak ada sistem akuntansi
manajemen secara universal selalu tepat untuk bisa diterapkan pada seluruh
organisasi dalam setiap keadaan karena sistem akuntansi manajemen tergantung
juga pada faktor-faktor situasional, baik yang ada di luar maupun di dalam
perusahaan. Para peneliti telah banyak menerapkan pendekatan kontingensi guna menganalisis
dan mendesain sistem kontrol (Otley, 1980), khususnya di bidang sistem
akuntansi manajemen. Beberapa peneliti dalam bidang akuntansi manajemen
melakukan pengujian untuk melihat hubungan variabel-variabel kontekstual
seperti ketidakpastian lingkungan (Gordon dan Narayanan, 1984; Govindarajan,
1984), ketidakpastian tugas (Chong, 1996; Chenhall dan Morris, 1986), struktur
dan kultur organisasional (Indriantoro dan Suporno, 1998), ketidakpastian
strategi (Riyanto, 1997) dengan desain sistem akuntansi manajemen.
|
Waterhouse dan Tiessen (1978)
berargumen bahwa dalam kondisi lingkungan yang tidak pasti diperlukan derajat
desentralisasi yang tinggi. Bukti-bukti empiris yang dikutip oleh Gordon dan
Narayanan (1984) juga menemukan bahwa informasi dan struktur organisasi
(desentralisasi) merupakan fungsi dari lingkungan. Struktur organisasi
(desentralisasi) akan mempengaruhi kemampuan organisasi dalam mengolah dan
mengumpulkan informasi serta aliran informasi. Pada organisasi sentralisasi
aliran informasi mungkin akan terpusat pada manajemen tingkat atas, sedangkan
pada organisasi desentralisasi informasi tersebut akan mengalir ke manajemen
yang lebih rendah. Studi Miah dan Mia (1996) menunjukkan bahwa dalam lingkungan
organisasi desentralisasi para manajer membutuhkan informasi yang cukup. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa pada tingkat desentralisasi yang tinggi
diperlukan informasi yang lebih tepat waktu daripada informasi yang lingkupnya
luas (seperti informasi nonfinansial, berorientasi masa yang akan datang) untuk
memenuhi kebutuhan berbeda-beda dari para manajer sehingga mereka dapat
menunjukkan kompetensinya.
Sistem akuntansi manajemen adalah
suatu mekanisme-mekanisme pengendalian organisasi serta merupakan alat yang
efektif dalam menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi konsekuensi
yang mungkin terjadi dari berbagai alternative yang dapat dilakukan, sedangkan
tujuan organisasi mendesain sistem akuntansi manajemen adalah membantu
organisasi untuk menapai tujuannya, sebagai cerminan dari fngsi perencanaan
manajemen yaitu pemberi informasi untuk pengambilan keputusan, memotivasi
perilaku manajer atau pimpinan dan sebagai alat meningkatkan efisiensi
organisasi (Gelkuoi, 1980).
Fungsi akuntansi manajemen sebagai
pemberi informasi untuk pengambilan keputusan, memotivasi perilaku manajer atau
pimpinan dan sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi organisasi (Belkoui,
1980). Atkonson (1997) dalam Bouwens dan Abernethy (2000) menyatakan bahwa
akuntansi manajemen menghasilkan informasi yang berguna untuk membantu para
pekerja, manajer dan eksekutif dalam membuat keputusan. Sistem informasi
manajemen adalah sistem informasi yang bertugas mengumpulkan data operasional
dan financial, memproses, menyimpan dan melaporkan kepada pengguna.
Secara tradisional informasi
akuntansi manajemen didominasi oleh informasi financial, tetapi dalam
perkembangannya ternyata peran informasi non financial juga menentukan.
Penelitian Chanhall dan Morris (1986) menemukan bukti empiris mengenai karakteristik
informasi yang bermanfaat menurut persepsi manajerial yang terdiri dari broad
scope, timeliness, aggregation, dan integration. Informasi akuntansi
mnajemen yang semakin baik dan akuran mengacu pada semakin tinggi ketersediaan
informasi yang memiliki arti (Chanhall dan Morris, 1986). Ringkasan
karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen menurut Chenhall dan Morris
(1986) adalah sebagai berikut :
Gambar
1.
Dimensi
Informasi Sistem Akuntans Manajemen
Sumber :
Chenhall dan Morris (1986)
2. Desentralisasi
Desentralisasi merupakan
pendelegasian wewenang dan tanggung jawab kepada para manajer. Tingkat
pendelegasian itu sendiri menunjukkan sampai seberapa jauh manajemen yang lebih
tinggi mengizinkan manajemen yang lebih rendah untuk membuat kebijakan secara
independen (Heller dan Yulk, 1989).
Pendelegasian yang diberikan kepada
manajemen yang lebih rendah (subordinate) dalam otoritas pembuatan
keputusan (decision making) akan
diikuti pula tanggung jawab terhadap aktivitas yang mereka lakukan. Otoritas
adalah memberikan hak untuk menentukan penugasan, sedangkan tanggung jawab
adalah kewajiban untuk mencapai tugas yang telah ditetapkan (Hellriegel dan
Slocum, 1987).
Desentralisasi dalam bentuk
pendistribusian otoritas pada manajemen yang lebih rendah diperlukan karena
semakin kompleksnya kondisi administratif, tugas, dan tanggung jawab.
Pendelegasian wewenang akan membantu meringankan beban manajemen yang lebih
tinggi. Thompson (1986) menegaskan bahwa desentralisasi dibutuhkan sebagai
respons terhadap lingkungan yang tidak dapat diramalkan. Govindarajan (1986)
menunjukkan bahwa tingkat desentralisasi yang tinggi merupakan bentuk yang
tepat untuk menghadapi peningkatan ketidakpastian.
3. Kinerja Manajerial
Keberhasilan suatu organisasi dalam
mencapai tujuan dan memenuhi tanggung jawab sosialnya, sebagaian besar
bergantung pada manajer atau pimpinan. Apabila manajer atau pimpinan melakukan
tugas-tugasnya dengan baik, maka organisasi akan mampu mencapai sasaran dan
tujuan yang dikehendaki. Seberapa baik seorang manajer melakukan perannya dalam
mengerjakan tugas-tugas yang merupakan isu utama yang banyak diperdebatkan
dalam peneltiian akhir-akhir ini. Kinerja manajerial dapat dijelaskan sebagai
bentuk eksistensi di mana manajer atau pimpinan sudah menyelesaikan pekerjaan
mereka seefektif mungkin (Soobaroyen dan Poorundersing, 2008).
4. Desentralisasi dan Karakteristik Informasi
Sistem Akuntansi Manajemen
Desentralisasi yang berkaitan dengan
tingkat otonomi yang didelegasikan kepada para manajer unit dan desain sistem
akuntansi manajemen merupakan suatu set pengendalian yang signifikan dalam
organisasi (Otley, 1980). Secara lebih spesifik desentralisasi tidak saja
merupakan sebuah variabel kontingensi yang penting dalam perancangan sistem
akuntansi manajemen, tetapi juga merupakan mekanisme penunjang yang seharusnya
konsisten dengan maksud penyusunan struktur formal (Chenhall dan Morris, 1986).
Subsistem pengendalian sistem
akuntansi manajemen yang lain didefinisikan sebagai ketersediaan dari
karakteristik informasi, yaitu lingkup dan agregat informasi (Chenhall dan
Morris, 1986). Ringkasan karakteristik luas lingkup informasi sistem akuntansi
manajemen adalah external information (‘e.g. economic conditions etc),
nonfinancial information (e.g. customer preferences dc), future oriented (‘e.g.
probabilistic).
Gordon dan Miller (1986) serta
Waterhouse dan Tiessen (1987) menjelaskan bahwa kesesuaian antara
desentralisasi dengan lingkup sistem akuntansi manajemen terjadi jika mampu
memperbaiki kinerja manajerial. Suatu organisasi yang terdesentralisasi di mana
manajer-manajer unit yang berbeda memiliki spesifikasi kebutuhan yang berbeda,
informasi yang lingkupnya luas (broad scope information) akan memungkinkan para
manajer untuk membuat keputusan yang lebih efektif sehingga menghasilkan
kinerja manajerial yang lebib baik.
B.
Penelitian Terdahulu
Penelitian yang relevan dengan
penelitian ini diantaranya yaitu sebagai berikut :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Jaryanto
(2008) yang berjudul “Pengaruh Desentralisasi terhadap Kinerja Manajerial
Dengan Sistem Akuntansi Manajemen (Broadscope, Timeliness, Agregation, dan
Integration) sebagai variabel Intervening (Studi pada Perusahaan Manufaktur di
Jawa Tengah)”. Dari hasil penelitian ini dapat diterik kesimpulan bahwa
tidak terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara desentralisasi terhadap
kinerja manajerial. Selain itu sistem
akuntansi manaemen terbukti merupakan variabel yang memediasi pengaruh antara
desentralisasi terhadap kinerja manajerial.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Mhammad Al
Amin (2007) yang berjudul “Pengeruh Environmental Uncertainty,
Desentralisasi, Strategi Customization, Managerial Style dan Teknologi terhadap
Sistem Akuntansi Manajerial dan Kinerja Manajerial”. Dari hasil penelitian
ini dapat ditarik kesimpulan bahwa kombinasi derajat ketidakpastian yang tinggi
dan lingkup sistem akuntansi manajemen yang luas akan mempunyai pengruh yang
negative terhadap kinerja manajerial, kombinasi derajat desentralisasi yang
tinggi dan lingkup sistem akuntansi manajemen yang luas mempunyai pengaruh yang
positif terhadap kinerja manajerial yang memiliki tingkat persepsi
ketidakpastian yang rendah, derajat customization yang tinggi dengan
lingkup sistem akuntansi manajemen yang tinggi akan mempunyai pengaruh yang
negative terhadap kinerja manajerial, kombinasi derajat adopsi teknologi yng
tinggi dengan lingkup sistem akuntansi manajemen yang tinggi akan mempunyai
pengaruh yang positif terhadap kinerja manajerial dan kombinasi derajad managerial
style dengan lingkup sistem akuntansi manajemen yang tinggi akan mempunyai
pengaruh yang positif terhadap kinerja manajerial.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Anak Agung
Ngurah Bagus Dwirandra (2007) yang berjudul “Pengaruh Interaksi Ketidakpastian
Lingkungan, Desentralisasi dan Luas Lingkup Informasi Akuntansi Manajemen
Terhadap Kinerja Manajerial”. Dari hasil penelitian ini dapat ditarik
kesimpulan bahwa (1) terdapat pengaruh interaksi ketidakpastian lingkungan,
desentralisasi, dan luas lingkup informasi sistem akuntansi manajemen terhadap
kinerja manajerial, (2) interaksi derajat desentralisasi yang tinggi dan lingkup informasi sistem akuntansi manajemen
yang luas akan mempunyai pengaruh negatif pada kinerja manajer yang memiliki tingkat
persepsi ketidakpastian lingkungan rendah, (3) interaksi derajat desentralisasi
yang tinggi dan lingkup informasi sistem akuntansi manajemen yang luas akan
mempunyai pengaruh positif pada kinerja manajer yang memiliki tingkat persepsi
ketidakpastian lingkungan tinggi. Implikasi praktis utama studi ini adalah
dalam perancangan desain informasi sistem akuntansi manajemen perlu
dipertimbangkan derajat desentralisasi dan tingkat persepsi ketidakpastian
lingkungan pemakai informasi agar informasi yang disajikan dapat meningkatkan
kinerja manajerial
C.
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan landasan teori dan
kajian terhadap penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan kerangka pemikiran
dalam penelitian ini seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
D.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran di
atas, maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Diduga sistem akuntansi manajemen
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial pada pegawai
Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi.
2. Didiga desentralisasi mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap kinerja manajerial pada pegawai Kantor Pemerintah
Daerah Kabupaten Ngawi.
3. Diduga sistem akuntansi manajemen dan
desentralisasi secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja manajerial pada pegawai Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar