Minggu, 21 September 2014

Studi Kasus HP (Hewlett-Packard)

Format Menjawab  Kasus

  • Masalah   (Merumuskan Masalah Secara Singkat dan Jelas Dari kasus yang Ada}
  •  Latar Belakang Masalah (Rumuskan fakta-fakta kasus yang mendukung masalah anda)
  • Landasan Teori (Carilah teori yang mendukung untuk menjawab masalah anda )
  • Pembahasan (Menjawab masalah berdasarkan landasan teori diatas)
  • Kesimpulan  (Buatalah kesimpulan dari pembahasan )
  • Referensi  (daftar pustaka yang diambil dalam menyelasikan masalah ini )
Contoh Menjawab Kasus


Kasus  HP (Hewlett-Packard)


Masalah
Haruskah HP-Singapura memasuki pasar Jepang dengan printer Deskje

Latar Belakang Masalah
HP (Hewlett-Packard) merupakan perusahaan penghasil teknologi ITterbesar di Amerika. Untuk menguasai pasar asia tenggara dimana merupakan pangsa pasar negara berkembang yang cukup potensial maka HP kemudianmendirikan pabrik di Singapura karena negara tersebut masyarakatnya sangat membutuhkan IT

HP singapura dibuka pada april tahun 1970. Operasi ini didirikan untuk memproduksi memori inti bagi komputer HP 211X. HP berusaha keras untuk meyakinkan bahwa Singapura dipilih bukan karena biaya tenaga kerja yang rendah,tetapi karena tenaga kerja wanitanya lebih terampil dibandingkan tempat lain untuk melakukan hal – hal yang rumit.

HP mampu mengurangi biaya produksi memori intinya sekitar 30%.Dengan memproduksi sendiri produknya HP mampu mengurangiketergantungannya terhadap pemasok luar. Clyde Coombs adalah manajer awal produksi memori inti di Singapura. Dalam beberapa bulan pembukaan, HPSingapura juga mulai memproduksi dioda berbiaya rendah untuk Divisi Associates HP

HP memiliki "status pionir" dengan pemerintah Singapura. Ini berarti bahwa pendapatan dari operasi di Singapura sebagian besar bebas pajak untuk  beberapa tahun pertama. Pada September 1973, HP memiliki 1800 karyawan diSingapura, masih beroperasi dengan bangunan dua lantai yang disewa dari pemerintah Singapura. HP Singapura adalah entitas HP tercepat yang pernah ada.Karyawan di HP Singapura tidak mencapai 2000 sampai awal 1980. Pada bulanJuni 1973, HP mulai membangun sebuah tempat baru di Penang Malaysia untuk  perakitan memori inti. Tempat ini dibuka pada bulan Oktober tahun itu. Pada tahun1974, memori semikonduktor mulai menggantikan memori inti magnetik dalamdesain komputer baru

 
Pada tahun 1975, Tom Lauhon menjadi manajer umum Divisi Singapura.Pada bulan Juni 1976, Lauhon kembali ke AS untuk menjadi manajer umum DivisiCustomer Service yang baru dalam Grup Sistem Komputer. Divisi LayananPelanggan bertanggung jawab untuk rekayasa bidang pelanggan, perbaikan dandistribusi papan pertukaran dan pemasaran pasokan

Pada tahun 1977-an, HP Singapura pindah ke bangunan berlantai limayang baru selesai. Ini adalah bangunan HP pertama yang menggunakan eskalator.Pada bulan Juni 1979, Komputer Desktop Division (Fort Collins) membuka operasidi Singapura, yaitu Operasi Komputer Desktop. Operasi baru dipimpin oleh LiongWong. Singapura membuat katrid tape dan drive tape untuk DCD (serta kalkulator).Pada pertengahan 1984, HP Singapura dipimpin oleh Walt Sousa, dengan 2500 karyawan

HP Singapura kini juga memproduksi printer ThinkJet (untuk Vancouver Divisi), papan pengontrol floppy disk (untuk Greeley Division) dan keyboard untuk HP-150. Pada tahun 1987, kerja di HP Singapura telah tumbuh dengan 2700 denganKoh Boon Hwee sebagai managing director. Pada tahun 1989, dua divisi baru yangdibentuk di Singapura. The Asia Peripherals Divisi bawah Koh Boon Hwee bertanggung jawab untuk produk hardcopy. Divisi Komputer Asia-Pasifik Pribadidipimpin oleh Steve Cakebread.

Dalam lebih dari 20 tahun sejak Hewlett Packard meletakkan tempat manufaktur diSingapura untuk memproduksi kalkulator, HP telah menginvestasikan bakatmanajerial dan sumber daya dalam mengembangkan lisensinya menjadi mitra pengembang teknologi. Pada kasus tersebut menjelaskan pertumbuhan kemampuanmanufaktur dengan volume yang lebih tinggi dan pengaturan dari fasilitas litbang.Berbagai proyek dijelaskan pada dimana singapura mengkontribusikan peningkatan jumlah keterampilan, yang mengarah kepada suatu upaya yang gagal untuk sepenuhnya bekerja sama mengembangkan printer baru. Singapura sekarang merasasudah siap untuk mengembangkan sebuah printernya sendiri untuk pasar jepang,dan kasusnya menujukkan sebuah pertanyaan apakah siap atau tidak untuk memproduksi. Ada juga masalah dimana pengembang mengetahui pasar Jepangdengan cukup baik untuk selanjutnya diproses

LANDASAN TEORI
Banyak perusahaan yang tidak menyentuh kemampuan penuh perusahaanluar negeri mereka. Mereka mendirikan dan mengelola pabrik luar negeri merekahanya untuk memperoleh keuntungan dari tarif dan usaha perdagangan, tenaga kerjayang murah, subsidi modal, dan pengurangan biaya logistik. Oleh karena itu,mereka menugaskan wilayah terbatas untuk kerja, tanggung jawab, dan sumber daya untuk setiap perusahaan tersebut

Tetapi, terdapat perusahaan yang berharap banyak dari perusahaan luar negeri mereka dan sebagai hasilnya, mereka memperoleh hasil yang banyak untuk itu. Mereka tidak hanya menggunakan perusahaan mereka untuk memperoleh akseskepada intensif biasa tetapi juga untuk mendekatkan mereka dengan konsumen dan pemasok mereka, untuk menarik karyawan yang memiliki keterampilan dankeahlian, dan untuk menciptakan pusat keahlian untku seluruh perusahaan.Perusahaan ini menunjukan fungsi mereka melebihi fungsi produksi mereka seperti pelayanan after sales dan rekayasa produk. Contohnya, perusahaan Hewlett Packarddi Guadajalara, Meksiko, tidak hanya merakit komputer tetapi juga merancang papan memori. Operasi 3M di Banglore, India, membuat software dan menulissoftware tersebut. Di Singapura, karyawan telah merancang dan membuat dua pager yang popular untuk Motorola. Dan pabrik Alcatel Bell di Shanghai adalah dua dari pabrik paling inovatif untuk jaringan manufaktur secara luas di dunia.
Perbedaan diantara kedua pendekatan terletak pada bagaimana cara manajer menjawab hal yang terlihat sederhana, namun sebenarnya fundamental, yangmenjadi pertanyaan adalah bagaimana sebuah perusahaan yang terletak diluar tempat asal perusahaan menjadi senjata kompetitif tidak hanya pada pasar yanglangsung dilayani perusahaan itu sendiri, maupun “semua”pasar yang dilayani perusahaan ?

Ketika perusahaan superior membangun pabrik mereka di negara berkembang, mereka secara berhati – hari meletakkan pabrik mereka pada wilayahyang memiliki kelebihan pada infrastuktur dan keterampilan tenaga kerja daripadawilayah yang menawarkan biaya yang rendah. Contohnya, 3M memilih Bangaloresebagai tempat produksi. Tanah disana lebih mahal dan biayanya cukup besar daripada kebanyakan tempat di India, tetapi Bangalore menawarkan kelebihan lainyaitu tenaga kerja yang lebih terampil serta pemasoknya, sebaik para pesaingnya.Sama halnya seperti Xerox yang memilih untuk memproduksi mesin fotokopi dantoner di Shanghai, dan Motorola yang meletakkan pabriknya di kota pelabuhanTianjin dimana kedua kota tersebut merupakan kota dengan biaya tinggi

Penentuan lokasi dalam suatu kegiatan merupakan hal yang sangat penting,tidak hanya pada lokasi industry namun juga pada kegiatan lain. Fasilitas adalahfaktor atau hal-hal yang menunjang dalam kehidupan sehari-hari. Fasilitas berperan penting untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup. Dalam penentuan lokasifasilitas pun sangat penting karena pada umumnya banyak dijumpai berbagaimasalah dalam hal ini. Adapun beberapa permasalahan yang ada adalah Jumlahfasilitas yang harus dialokasikan, Ukuran atau kapasitas dari fasilitas tersebut sertalokasi-lokasi di mana fasilitas tersebut akan dialokasikan, karena yang sering terjadiadalah terkadang terdapat daerah yang tidak terdapat fasilitas yang diperlukan,sedangkan masyarakat daerah tersebut sangat membutuhkannya. Begitu pula jumlahyang diperlukan, kadang satu fasilitas belum memenuhi kebutuhan seluruhmasyarakat di satu daerah karena kurang jumlahnya.

Maka analisis alokasi kegiatan ini bertujuan untuk mengalokasi fasilitas pelayanan sedemikian rupa sehingga total biaya atau usaha penduduk untuk memperoleh pelayanan tersebut adalah minimal. Jika di daerah tempat tinggalmereka sudah terdapat fasilitas yang memadai maka tidak perlu ke tempat yanglebih jauh lagi, seperti dipusat kota. Adapun solusi alternatifnya adalah:

Solusi global untuk memaksimalkan aksesibilitas masyarakat terhadapfasilitas dalam kondisi informasi yang ada semuanya bisa diolah. Solusi lokal untuk maksimal dalam kondisi keterbatasan sumberdaya dan informasi

Dalam analisis ini diberikan solusi yaitu dengan memaksimalkanaksesibilitas masyarakat terhadap fasilitasnya baik dalam pelayanan maupuninformasi dan memaksimalkan kondisi keterbatasan sumberdaya. Adapun beberapa pengertian dari aksesibiltas adalah:
a.Total jarak semua penduduk dari fasilitas terdekatnya adalah minimum, atauminimasi jarak agregat rata-rata (JARAK RATA-RATA)

b.Jarak terjauh penduduk dari fasilitas terdekatnya adalah minimum(JARAMINIMAX)

c.Jumlah penduduk pada wilayah yang berdekatan di sekitar setiap fasilitaskurang lebih sama (PEMBEBANAN SAMA)

d.Jumlah penduduk pada wilayah yang berdekatan di sekitar setiap fasilitasselalu lebih besar dari suatu jumlah tertentu (BATAS AMBANG)

e.Jumlah penduduk pada wilayah yang berdekatan di sekitar setiap fasilitastidak lebih dari suatu jumlah tertentu (BATAS KAPASITAS)

Dalam menggunakan aksesibilitas yang disebutkan dari kriteria-kriteriadiatas tergantung pada jenis fasilitas dan prefensi dalam mengambil keputusan.Kriteria atau definisi-definisi tersebut tidak harus dipakai hanya satu namun biasdikombinasikan, misal antara jarak rata-rata dengan ambang batas. Mengalokasikanlokasi fasilitas memang tidak mudah, perlu banyak pengamatan dan pertimbangan beberapa aspek.
Salah satu cara bisa dilakukan dengan meminimumkan jarak, duakemungkinannya yaitu pada ruang yang bebas dan ruang yang berjaringan  atau biasa disebut p.- median

a. p-median pada ruang bebas
temukan nilai untuk X yaitu kooerdinat yang tidak diketahui, sehingga jumlah jarak yang terbobot dari semua titik permintaan terhadap lokasi X adalah


PEMBAHASAN

Hewlett-Packard menetapkan sebuah pos R & D, yang pertama dibuka di bawah direktur laboratorium Prith Banerjee, di suatu negara kunci di kawasan pembuat komputer tercepat-berkembang.Beberapa tahun lalu, Hewlett-Packard (HP) memulai perombakanlaboratorium penelitian secara bertingkat, bertanggung jawab atas beberapa inovasikomputasi yang paling penting dari 40 tahun terakhir. Sekarang, Direktur laboratorium HP Prith Banerjee mengalihkan perhatian ke laboratorium setengahdari HP internasional, yang bertujuan untuk menghasilkan perkembangan mutakhir dari pos-pos ilmiah di Asia, Eropa, dan Timur Tengah

HP membuka tujuh laboratorium di Singapura pada tanggal 24 Februari,mendirikan pusat penelitian di suatu negara kunci di kawasan dengan pertumbuhantercepat. Laboratorium HP juga memfokuskan lebih banyak penelitian di luar negeri pada teknologi komersial yang ada. Laboratorium Singapura, yang terletak difasilitas penelitian milik negara memfokuskan pada pembuatan perangkat lunak  baru.Singapura, Cina, dan Korea Selatan adalah negara-negara dengan pertumbuhan penjualan tercepat untuk R & D di luar negeri yaitu perusahaan- perusahaan AS, menurut laporan 18 Januari dari National Science Foundation.Singapura merupakan pusat transportasi, keuangan, dan teknologi di Asia Tenggara.Pelanggan HP terbanyak ada di Asia, di mana penjualan tumbuh 26% selamkuartal pertama perusahaan. Melihat kondisi yang demikian HP melakukan pengembangan dalam rangka meningkatkan pendapatan, melalui produk barunya berupa printer Deskjet 500J, perusahaan HP berusaha untuk menembus pasar Jepang yang tadinya belum menjadi target pasar produk ini.

Pada dasarnya bisnis global berkaitan dengan kemampuan dalammengidentifikasi pasar atau target pasar dengan menggunakan fasilitas – fasilitas global yang bergembang saat ini. Berhasil atau tidaknya menembus pasar globaltergantung bagaimana perusahaan mengenali calon pasar yang akan mereka tuju.Bagaimana perilaku pasar, budaya pasar juga keinginan pasar yang ada di negaratersebut. Tentunya dengan didukung dengan kecocokan sumberdaya yang dimiliki perusahaan tersebut. Ketika semua sudah terstruktur dengan baik dan jelas, makafasilitas global yang ada akan dengan secara maksimal dimanfatkan perusahaan,dan potensi keberhasilan produk dapat terwujut.Tidak penting produk yang akan kita jual di pasar global ini akan berhasilatau tidak, tetapi tergantung pada perusahaan itu dalam menyusun strategi untuk menembus pasar global, khususnya Jepang yang akan dijadikan sebagai target pasar  produk ini

Ketika sebuah bisnis yang ingin mengembangkan hasil penjualannyamelalui pasar global atau memperoleh pasar di luar negri harus dapat melihat hal – hal yang penting dari pasar terebut. Pada dasarnya semua bisnis memiliki potensiuntuk sukses di pasar global. Namun, harus memiliki strategi dalam menyikapi pasar tersebut.Adapun beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan perusahaan ketikamemutuskan untuk masuk pada pasar global yaitu kita harus benar – benar mengerti apa dan bagaimana perilaku, budaya, keinginan, dan selera komsumenyang menjadi sasaran pasar global kita. Dan dengan kecocokan sumber daya yangdimiiki perusahaan akan memudahkan kita mengarah kesusksesan produk yangkita miliki. Manajemen perusahaan yang flexibel, menyesuaikan kondisi pasaglobal yang kita masuki akan membawa kita untuk berhasil merajai pasar globaltersebut. Jika kita melihat perusahaan HP-Singapura ini, kita tahu HP merupakan produk buatan Amerika yang memiliki ciri atau spesifikasi produk khas, yaitu produk yang tahan lama (mengutamakan kualitas). Sedangkan yang ingin merekatuju adalah pasar Jepang, dimana konsumen Jepang secara umum menyukai produk – produk yang cepat, canggih, praktis, dan inovatif. Itu menjadikan produk keluaran HP-Singapura ini kurang diminati oleh pasar Jepang.

Dalam kasus ini juga di tanyakan, “ haruskah HP HP-Singapura memasuki pasar Jepang dengan produknya yang berupa printer Deskjet 500J?”. menurutkami, tidak ada yang salah mengenai keputusan HP-Singapura untuk memasuki pasar Jepang. Namun, harus dipersiapkan secara keseluruhan untuk mendukungkeputusan tersebut. HP- Singapura harus benar – benar mengenali pasar Jepang.Tetapi jika tidak demikian, mungkin HP-Singapura untuk mengembangkan pasar global nya memilih pasar yang sesuai dengan standard produk HP.

KESIMPULAN
Jadi, dalam upaya memperluas pasar atau mengembangkan pasar melalui pasar global, dibutuhkan strategi - strategi khusus dan dengan didukung dengansumber daya atau manajemen operasi yang berbasis global yang lebih fleksibel.Karena dalam pasar domestik dan pasar Internasional membutuhkan sistematau manajemen operasi yang berbeda (jenis konsumen berbeda).HP dapat menggunakan beberapa strategi selain memahami secara keseluruhanapa yang menjadi minat dan keinginan masyarakat Jepang. Adapun strategi yang digunakan adalah :

1.Strategi Diversifikasi
HP adalah sebuah teknologi perusahaan yang beroperasi di lebih dari 170negara di seluruh dunia. HP memberikan bantuan berupa layanan yangdapat memberikan solusi atas masalah yang dihadapi masyarakat maupun perusahaan. Perusahaan ini menawarkan produk portofolio teknologi yangsangat lengkap. Belum ada perusahaan lain yang dapat menyaingidiversifikasi produk yang dimilik oleh HP.

2.Strategi Integrasi Vertikal
Strategi integrasi yang digunakan perusahaan Hewlett-Packard adalahIntegrasi ke belakang (Backward Integration) yaitu strategi untuk mencarikepemilikan atau meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok. Hal inidapat dilihat dari pemilihan pemasok tunggal untuk chip yang berasal darikorea.

3.Strategi Intensif
Melalui strategi ini perusahaan Hewlett-Packard berusaha untuk mengembangkan produk yang dihasilkan dengan sebaik mungkin. Kegiatanini memerlukan usaha-usaha intensif karena posisi persaingan perusahaandengan produk yang ada ingin ditingkatkan

 Referensi :

Bab 1 narti




                                                                            BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
            Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia dalam rangka memudahkan pekerjaan. Hampir semua aktivitas manusia saat ini tidak lepas dari peran perkembanga teknologi informasi dan komunikasi yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan sebagai salah satu strategi dalam bisnis maupun dalam pelayanan publik bagi instansi pemerintah.
            Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam instansi pemerintah dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja instansi pemerintah dalam menciptakan pemerintahaan yang baik dan memberikan pelayanan kepada masyarakat yang berkualitas. Tuntutan masyarakat akan pelayanan publik yang mudah, cepat dan praktis seperti sekarang ini harus ditunjang dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang memadai. Sehingga dengan dukungan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi seperti saat ini akan menciptakan kinerja pelayanan pemerintahan yang berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan.
1
 
            Dalam pemerintahan pimpinan membutuhkan ketersediaan informasi dalam rangka menetapkan kebijakan yang akan dilaksanakan sehingga kebijakan pimpinan dalam pemerintahan akan sesuai dengan kondisi yang ada pada organisasi dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan kondisi semacam ini tidak heran apabila instansi pemerintah yang terbagi menjadi banyak bidang tersebut harus mampu merencanakan kebijakan masing-masing yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing bagian. Seperti dalam Pemerintah Daerah Kabupaten setiap dinas yang ada di pemerintahan daerah harus mampu merencanakan strategi dalam setiap kebijakan yang akan dilaksanakannya. Dalam perencanaan strategi ini tentu setiap dinas membutuhkan ketersediaan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar dalam perencanaan tersebut.
            Paradigma tersebut sekarang ini tidak hanya berlaku bagi perusahaan bisnis saja, instansi pemerintah dalam rangka mewujudkan good corporate goverment yang memegang prinsip-prinsip pelayanan publik harus juga meningkatkan kinerja instansinya dalam rangka menciptakan pelayanan yang berkualitas yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Pemerintah harus senantiasa mampu menyediakan berbagai kemudahan dalam pelayanan publik guna mendukung perkembangan perekonomian yang ada di daerah masing-masing.
            Penggunaan teknologi informasi akan berpengaruh terhadap kinerja instanasi. Peningkatan kinerja individu pada setiap bagian instansi. Penggunaan teknologi informasi saat ini tidak hanya pada perusahaan swasta akan tetapi juga pada instansi pemerintah akan lebih memudahkan bagi karyawan untuk melakukan tugas sehingga tidak lagi dilakukan secara manual. Teknologi informasi yang berbasis komputer ini akan berdampak pada aktivitas karyawan sehingga pekerjaan dapat terselesaikan secara efektif dan efisien.
            Akuntansi manajemen disusun terutama untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pengambil keputusan oleh manajemen. Biasanya informasi yang digunakan oleh manajemen berkisar pada biaya, sehingga juga bisa disebut dengan akuntansi biaya. Selain data biaya untuk harga pokok, akuntansi manajemen juga membutuhkan data untuk pengawasan dan analisis biaya yang dibuat dalam bentuk standar dan lain-lainnya.
            Instansi pemerintah juga perlu mendesain sistem akuntansi manajemen adalah membantu organisasi yang bersangkutan melalui para pimpinannya, yaitu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengambilan keputusan. Untuk membantu aktivitasnya, para pimpinan membutuhkan dukungan informasi. Sistem akuntansi manajemen  (SAM) merupakan sistem formal yang dirancang untuk menyediakan informasi bagi manajer. Perencanaan SAM yang merupakan bagian dari sistem pengendalian organisasi perlu mendapat perhatian, hingga dapat diharapkan akan memberikan kontribusi positif dalam mendukung keberhasilan sistem pengendalian manajemen. SAM dapat membantu manajer dalam pengendalian aktivitas sehingga diharapkan dapat membantu perusahaan dalam pencapaian tujuan.
            (Chenhall & Morris 1986 dalam Nazaruddin, 1998) mengidentifikasi empat karakteristik SAM yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan, yaitu :  broad scope (lingkup), timelines (tepat waktu), aggregation (agregasi),dan integration (integrasi). Karakteristik informasi yang tersedia tersebut akan menjadi efektif apabila sesuai dengan tingkat kebutuhan organisasi.
            Informasi akuntansi manajemen merupakan produk dari sistem informasi akuntansi manajemen. Informasi mempunyai nilai potensial karena informasi memberikan kontribusi langsung dalam menentukan berbagai alternatif tindakan yang bisa dijadikan pertimbangan dalam perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Adanya informasi juga akan meningkatkan kemampuan manajer untuk memahami keadaan lingkungan sebenarnya. Selain itu informasi juga berfungsi dalam mengidentifikasi aktivitas yang relevan.
            Sesuai dengan pendekatan kontijensi (Otley, 1980 dalam Mardiyah dan Gudono, 2001), masing-masing karakteristik informasi sistem akuntansi itu tidak selalu sama untuk segala situasi. Hal ini berkaitan dengan tingkat desentralisasi atau tingkat pendelegasian otonomi kepada para manajer yang merupakan faktor signifikan dari sistem pengendalian organisasi dan ketidakpastian lingkungan. Pendapat ini didukung oleh (Max 1989, dan Fisher 1996, dalam Nazaruddin, 1998) yang menyatakan bahwa ketidakpastian lingkungan merupakan variabel kontijensi di dalam perancangan karakteristik sistem akuntansi manajemen. Hasil penelitian ( Gul dan Chia 1994, Chia 1995 dalam Nazaruddin, 1998) menunjukan bahwa karakteristik informasi akuntansi manajemen tergantung pada variabel kontekstual organisasi yaitu desentralisasi. Dampak interaksi karakteristik sistem akuntansi manajemen dengan desentralisasi berhubungan positif pada kinerja manajerial artinya     apabila dalam kondisi tingkat desentralisasi yang tinggi para manajer didukung dengan tingkat ketersediaan sistem akuntansi manajemen yang semakin tinggi pula.
            Berdasarkan uraian di atas kiranya penting untuk diadakan penelitian kembali, maka penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan yang berkaitan dengan pengaruh sistem akuntansi manajemen dan desentralisasi dalam pemerintahan terhadap kinerja manajerial yang ada di Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi sebagai pembahasan dalam penelitian ini. Untuk itu dalam penelitian ini mengambil judul “ PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, DAN DESENTRALISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PEGAWAI KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN NGAWI”.        

B.     Rumusan Masalah
            Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan yang hendak dibahas dalam penelitian ini diantaranya yaitu :
1.      Apakah sistem akuntansi manajemen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial pada pegawai Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi?
2.      Apakah desentralisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial pada pegawai Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi?
3.      Apakah sistem akuntansi manajemen dan desentralisasi secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial pada pegawai Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi?

C.     Tujuan Penelitian
            Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini diantaranya yaitu :
1.      Untuk mengetahui pengaruh sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial pada pegawai Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi.
2.      Untuk mengetahui pengaruh desentralisasi terhadap kinerja manajerial pada pegawai Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi.
3.      Untuk mengetahui pengaruh sistem akuntansi manajemen dan desentralisasi secara simultan terhadap kinerja manajerial pada pegawai Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi.

D.    Manfaat Penelitian
            Manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini diantaranya yaitu :
1.      Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman bagi penelitian tentang pengaruh sistem akuntansi manajemen dan desentralisasi terhadap kinerja manajerial, sekaligus memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi dalam rangka meningkatkan kinerja manajerial pegawai melalui perhatian terhadap penerapan sistem akuntansi manajemen, dan desentralisasi.
2.      Secara Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana kepustakaan yang ada dan dapat sebagai acuan untuk penelitian yang akan datang terkait dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.

E.     Sistematika Penulisan
BAB I        :   PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II       :   KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.
BAB III     :   METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisi lokasi dan obyek penelitian, variable penelitian, definisi operasional variable, jenis data, pengukuran variable, teknik pengumpulan data, dan alat analisa data.
BAB IV     :   HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisikan hasil penelitian, analisa data dan pembahasan hasil penelitian ini.
BAB V      :   KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi kesimpulan dari penelitian dan saran yang direkomendasikan oleh penulis dari hasil kesimpulan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Bab 2 Narti




 
                                                                         BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.     Landasan Teori
1.      Pendekatan Kontingensi Pada Sistem Akuntansi Manajemen
            Pendekatan kontingensi pada akuntansi manajemen didasarkan pada premis bahwa tidak ada sistem akuntansi manajemen secara universal selalu tepat untuk bisa diterapkan pada seluruh organisasi dalam setiap keadaan karena sistem akuntansi manajemen tergantung juga pada faktor-faktor situasional, baik yang ada di luar maupun di dalam perusahaan. Para peneliti telah banyak menerapkan pendekatan kontingensi guna menganalisis dan mendesain sistem kontrol (Otley, 1980), khususnya di bidang sistem akuntansi manajemen. Beberapa peneliti dalam bidang akuntansi manajemen melakukan pengujian untuk melihat hubungan variabel-variabel kontekstual seperti ketidakpastian lingkungan (Gordon dan Narayanan, 1984; Govindarajan, 1984), ketidakpastian tugas (Chong, 1996; Chenhall dan Morris, 1986), struktur dan kultur organisasional (Indriantoro dan Suporno, 1998), ketidakpastian strategi (Riyanto, 1997) dengan desain sistem akuntansi manajemen.
9
 
            Pendekatan kontingensi banyak menarik minat para peneliti karena mereka ingin mengetahui apakah tingkat keandalan suatu sistem akuntansi manajemen akan selalu berpengaruh sama pada setiap kondisi atau tidak. Berdasarkan teori kontingensi maka ada dugaan bahwa terdapat faktor situasional lain yang mungkin akan saling berinteraksi dalam suatu kondisi tertentu. Diawali dari pendekatan kontingensi ini maka ada kemungkinan perbedaan tingkat desentralisasi juga akan menyebabkan perbedaan pada kebutuhan informasi akuntansi manajemen.
            Waterhouse dan Tiessen (1978) berargumen bahwa dalam kondisi lingkungan yang tidak pasti diperlukan derajat desentralisasi yang tinggi. Bukti-bukti empiris yang dikutip oleh Gordon dan Narayanan (1984) juga menemukan bahwa informasi dan struktur organisasi (desentralisasi) merupakan fungsi dari lingkungan. Struktur organisasi (desentralisasi) akan mempengaruhi kemampuan organisasi dalam mengolah dan mengumpulkan informasi serta aliran informasi. Pada organisasi sentralisasi aliran informasi mungkin akan terpusat pada manajemen tingkat atas, sedangkan pada organisasi desentralisasi informasi tersebut akan mengalir ke manajemen yang lebih rendah. Studi Miah dan Mia (1996) menunjukkan bahwa dalam lingkungan organisasi desentralisasi para manajer membutuhkan informasi yang cukup. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pada tingkat desentralisasi yang tinggi diperlukan informasi yang lebih tepat waktu daripada informasi yang lingkupnya luas (seperti informasi nonfinansial, berorientasi masa yang akan datang) untuk memenuhi kebutuhan berbeda-beda dari para manajer sehingga mereka dapat menunjukkan kompetensinya.
            Sistem akuntansi manajemen adalah suatu mekanisme-mekanisme pengendalian organisasi serta merupakan alat yang efektif dalam menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi dari berbagai alternative yang dapat dilakukan, sedangkan tujuan organisasi mendesain sistem akuntansi manajemen adalah membantu organisasi untuk menapai tujuannya, sebagai cerminan dari fngsi perencanaan manajemen yaitu pemberi informasi untuk pengambilan keputusan, memotivasi perilaku manajer atau pimpinan dan sebagai alat meningkatkan efisiensi organisasi (Gelkuoi, 1980).
            Fungsi akuntansi manajemen sebagai pemberi informasi untuk pengambilan keputusan, memotivasi perilaku manajer atau pimpinan dan sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi organisasi (Belkoui, 1980). Atkonson (1997) dalam Bouwens dan Abernethy (2000) menyatakan bahwa akuntansi manajemen menghasilkan informasi yang berguna untuk membantu para pekerja, manajer dan eksekutif dalam membuat keputusan. Sistem informasi manajemen adalah sistem informasi yang bertugas mengumpulkan data operasional dan financial, memproses, menyimpan dan melaporkan kepada pengguna.
            Secara tradisional informasi akuntansi manajemen didominasi oleh informasi financial, tetapi dalam perkembangannya ternyata peran informasi non financial juga menentukan. Penelitian Chanhall dan Morris (1986) menemukan bukti empiris mengenai karakteristik informasi yang bermanfaat menurut persepsi manajerial yang terdiri dari broad scope, timeliness, aggregation, dan integration. Informasi akuntansi mnajemen yang semakin baik dan akuran mengacu pada semakin tinggi ketersediaan informasi yang memiliki arti (Chanhall dan Morris, 1986). Ringkasan karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen menurut Chenhall dan Morris (1986) adalah sebagai berikut :







 













Gambar 1.
Dimensi Informasi Sistem Akuntans Manajemen
Sumber : Chenhall dan Morris (1986)

2.      Desentralisasi
            Desentralisasi merupakan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab kepada para manajer. Tingkat pendelegasian itu sendiri menunjukkan sampai seberapa jauh manajemen yang lebih tinggi mengizinkan manajemen yang lebih rendah untuk membuat kebijakan secara independen (Heller dan Yulk, 1989).
            Pendelegasian yang diberikan kepada manajemen yang lebih rendah (subordinate) dalam otoritas pembuatan keputusan  (decision making) akan diikuti pula tanggung jawab terhadap aktivitas yang mereka lakukan. Otoritas adalah memberikan hak untuk menentukan penugasan, sedangkan tanggung jawab adalah kewajiban untuk mencapai tugas yang telah ditetapkan (Hellriegel dan Slocum, 1987).
            Desentralisasi dalam bentuk pendistribusian otoritas pada manajemen yang lebih rendah diperlukan karena semakin kompleksnya kondisi administratif, tugas, dan tanggung jawab. Pendelegasian wewenang akan membantu meringankan beban manajemen yang lebih tinggi. Thompson (1986) menegaskan bahwa desentralisasi dibutuhkan sebagai respons terhadap lingkungan yang tidak dapat diramalkan. Govindarajan (1986) menunjukkan bahwa tingkat desentralisasi yang tinggi merupakan bentuk yang tepat untuk menghadapi peningkatan ketidakpastian. 

3.      Kinerja Manajerial
            Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan memenuhi tanggung jawab sosialnya, sebagaian besar bergantung pada manajer atau pimpinan. Apabila manajer atau pimpinan melakukan tugas-tugasnya dengan baik, maka organisasi akan mampu mencapai sasaran dan tujuan yang dikehendaki. Seberapa baik seorang manajer melakukan perannya dalam mengerjakan tugas-tugas yang merupakan isu utama yang banyak diperdebatkan dalam peneltiian akhir-akhir ini. Kinerja manajerial dapat dijelaskan sebagai bentuk eksistensi di mana manajer atau pimpinan sudah menyelesaikan pekerjaan mereka seefektif mungkin (Soobaroyen dan Poorundersing, 2008).    

4.      Desentralisasi dan Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen
            Desentralisasi yang berkaitan dengan tingkat otonomi yang didelegasikan kepada para manajer unit dan desain sistem akuntansi manajemen merupakan suatu set pengendalian yang signifikan dalam organisasi (Otley, 1980). Secara lebih spesifik desentralisasi tidak saja merupakan sebuah variabel kontingensi yang penting dalam perancangan sistem akuntansi manajemen, tetapi juga merupakan mekanisme penunjang yang seharusnya konsisten dengan maksud penyusunan struktur formal (Chenhall dan Morris, 1986).
            Subsistem pengendalian sistem akuntansi manajemen yang lain didefinisikan sebagai ketersediaan dari karakteristik informasi, yaitu lingkup dan agregat informasi (Chenhall dan Morris, 1986). Ringkasan karakteristik luas lingkup informasi sistem akuntansi manajemen adalah external information (‘e.g. economic conditions etc), nonfinancial information (e.g. customer preferences dc),  future oriented (‘e.g. probabilistic).
            Gordon dan Miller (1986) serta Waterhouse dan Tiessen (1987) menjelaskan bahwa kesesuaian antara desentralisasi dengan lingkup sistem akuntansi manajemen terjadi jika mampu memperbaiki kinerja manajerial. Suatu organisasi yang terdesentralisasi di mana manajer-manajer unit yang berbeda memiliki spesifikasi kebutuhan yang berbeda, informasi yang lingkupnya luas (broad scope information) akan memungkinkan para manajer untuk membuat keputusan yang lebih efektif sehingga menghasilkan kinerja manajerial yang lebib baik. 

B.     Penelitian Terdahulu
            Penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya yaitu sebagai berikut :
1.      Penelitian yang dilakukan oleh Jaryanto (2008) yang berjudul “Pengaruh Desentralisasi terhadap Kinerja Manajerial Dengan Sistem Akuntansi Manajemen (Broadscope, Timeliness, Agregation, dan Integration) sebagai variabel Intervening (Studi pada Perusahaan Manufaktur di Jawa Tengah)”. Dari hasil penelitian ini dapat diterik kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara desentralisasi terhadap kinerja manajerial.  Selain itu sistem akuntansi manaemen terbukti merupakan variabel yang memediasi pengaruh antara desentralisasi terhadap kinerja manajerial.
2.      Penelitian yang dilakukan oleh Mhammad Al Amin (2007) yang berjudul “Pengeruh Environmental Uncertainty, Desentralisasi, Strategi Customization, Managerial Style dan Teknologi terhadap Sistem Akuntansi Manajerial dan Kinerja Manajerial”. Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa kombinasi derajat ketidakpastian yang tinggi dan lingkup sistem akuntansi manajemen yang luas akan mempunyai pengruh yang negative terhadap kinerja manajerial, kombinasi derajat desentralisasi yang tinggi dan lingkup sistem akuntansi manajemen yang luas mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja manajerial yang memiliki tingkat persepsi ketidakpastian yang rendah, derajat customization yang tinggi dengan lingkup sistem akuntansi manajemen yang tinggi akan mempunyai pengaruh yang negative terhadap kinerja manajerial, kombinasi derajat adopsi teknologi yng tinggi dengan lingkup sistem akuntansi manajemen yang tinggi akan mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja manajerial dan kombinasi derajad managerial style dengan lingkup sistem akuntansi manajemen yang tinggi akan mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja manajerial.
3.      Penelitian yang dilakukan oleh Anak Agung Ngurah Bagus Dwirandra (2007) yang berjudul “Pengaruh Interaksi Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi dan Luas Lingkup Informasi Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial”. Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa (1) terdapat pengaruh interaksi ketidakpastian lingkungan, desentralisasi, dan luas lingkup informasi sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial, (2) interaksi derajat desentralisasi yang tinggi dan  lingkup informasi sistem akuntansi manajemen yang luas akan mempunyai pengaruh negatif pada kinerja manajer yang memiliki tingkat persepsi ketidakpastian lingkungan rendah, (3) interaksi derajat desentralisasi yang tinggi dan lingkup informasi sistem akuntansi manajemen yang luas akan mempunyai pengaruh positif pada kinerja manajer yang memiliki tingkat persepsi ketidakpastian lingkungan tinggi. Implikasi praktis utama studi ini adalah dalam perancangan desain informasi sistem akuntansi manajemen perlu dipertimbangkan derajat desentralisasi dan tingkat persepsi ketidakpastian lingkungan pemakai informasi agar informasi yang disajikan dapat meningkatkan kinerja manajerial

C.     Kerangka Pemikiran
            Berdasarkan landasan teori dan kajian terhadap penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan kerangka pemikiran dalam penelitian ini seperti pada gambar di bawah ini.


 






Gambar 2. Kerangka Pemikiran
D.    Hipotesis Penelitian
            Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :
1.      Diduga sistem akuntansi manajemen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial pada pegawai Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi.
2.      Didiga desentralisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial pada pegawai Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi.
3.      Diduga sistem akuntansi manajemen dan desentralisasi secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial pada pegawai Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi.