Selasa, 20 Mei 2014

Adit bab3



BAB III
METODE PENELITIAN



A.    Jenis Penelitian
      Jenis penelitian yang digunakan adalah Deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyusun gambaran atau fenomena suatu permasalahan secara detail dan sistematis (Poerwanti, 2000: 24).
B.     Jenis dan Sumber Data
1.      Jenis Data
      Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dokumenter yaitu jenis data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh pihak lain, yang biasanya dalam bentuk publikasi atau jurnal.
2.      Sumber Data
      Dalam melakukan penelitian ini penulis memperoleh data dari sumber data sekunder yaitu neraca dan laporan laba rugi yang diterbitkan oleh perusahaan. Data penelitian ini diperoleh dari internet.
C.    Teknik Pengumpulan Data
      Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melihat dan mempelajari dokumen-dokumen dan catatan-catatan tentang perusahaan yang diteliti, seperti neraca, laporan laba/rugi, dan lain-lain.

D.    Populasi dan Sampel
1.      Populasi
      Populasi adalah kelompok dimana seorang peneliti akan memperoleh hasil penelitian yang dapat disamaratakan (digeneralisasikan). Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan yang go publik di Indonesia, yang listing dan aktif dalam transaksi penjualan di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
2.      Sampel
      Sampel adalah suatu sub kelompok dari populasi yang dipilih dalam penelitian. Penentuan sampel menggunakan teknik non random sampling dengan jenis sensus sampling yaitu teknik yang menggunakan semua populasi dalam pengambilan sampelnya, disamping mempunyai kriteria sebagai perusahaan yang go publik dan memiliki laporan keuangan lengkap selama periode 2010 - 2012 yaitu pada Perusahaan Perseroan PT Aneka Tambang tbk.
E.     Definisi Operasional Variabel
      Kinerja perusahaan pada dasarnya menjadi acuan dalam mengelola atau menilai sehat atau tidaknya suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat berjalan dengan baik dikarenakan suatu kinerja perusahaan yang baik pula sehingga dapat memenuhi harapan – harapan para pemegang saham dan kreditur.





      Variabel-variabel yang diteliti diantaranya:
1.      Analisis Rasio
a.       Rasio Likuiditas
      Rasio ini dipakai untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya dengan segera. Termasuk rasio ini antara lain adalah:
1)      Current Ratio
      Merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio menunjukkan kesanggupan membayar hutang jangka pendek.


Aktiva Lancar
Hutang Lancar
 
 
Current Ratio =                                x 100%

2)      Quick Ratio
      Merupakan perbandingan antara aktiva lancar (kecuali persediaan) dengan hutang lancar. Rasio ini merupakan Rasio Likuiditas yang lebih ketat dari pada Current Ratio. Persediaan dianggap aktiva lancar kurang likuid, sebab harus melalui dua tahap untuk menjadi kas (persediaan dijual kemudian menjadi piutang, piutang dikumpulkan baru menjadi kas).
Aktiva Lancar - Persediaan
         Hutang Lancar
 
Quick Ratio =                                           x 100%         
      Pada Current Ratio, semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek, tetapi jika terlalu tinggi, efeknya terhadap earning power kurang baik karena tidak semua modal kerja dapat digunakan. Pada Quick Ratio elemen-elemen aktiva lancar selain inventory dianggap paling likuid untuk menjamin pembayaran hutang pada saat jatuh tempo. Kreditur akan mempertimbangkan rasio ini dalam memberikan kreditnya.
b.      Rasio Solvabilitas
      Rasio ini mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemilik dengan dana yang dipinjam perusahaan dari kreditur. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya. Baik jangka panjang maupun jangka pendeknya. Yang temasuk rasio ini adalah :
1)      Total Debt to Total Asset Ratio
      Merupakan perbandingan antara hutang dengan total aktiva. Rasio ini mengungkapkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansial.


Total Hutang
Total Aktiva
 
 
Debt to Asset Ratio =                                x 100%

2)      Total Debt to Equity Ratio
Total Hutang
Total Modal
 
      Merupakan perbandingan antara total hutang dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan berapa nilai jumlah modal sendiri yang disediakan untuk membayar hutang.
Debt to Equity Ratio =                            x 100 %
c.       Rasio Profitabilitas
Laba Sebelum Bunga & Pajak
Penjualan

 
      Rasio ini digunakan untuk mengungkapkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, yang termasuk rasio ini adalah:
1)      Gross Profit Margin =                                x 100 %


Laba Bersih Setelah Pajak
Penjualan
 
 
2)      Net Profit Margin     =                                x 100 %


Laba Bersih Setelah Pajak
Total Aktiva
 
 
3)      Return On Assets      =                                            x 100 %


Laba Bersih Setelah Pajak
        Total Equity
 
 
4)      Return On Equity      =                                            x 100 %

2.      Economic Value Vaded (EVA)
      Dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
a.       Menghitung biaya utang (cost of debt)
      Besarnya biaya utang (Kd) dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan:
Kd = Biaya utang sebelum pajak
b.      Menghitungan Biaya Modal Sendiri
      Berdasarkan perhitungan biaya utang (kd) maka selanjutnya akan dikemukakan perhitungan biaya modal sendiri.
Laba Bersih Setelah Pajak
Modal
 
      Besarnya biaya modal sendiri (Ke) dapat dihitung dengan rumus :
Biaya modal sendiri (Ke)    =                                    x 100%

c.       Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (WACC)
      Menurut Farah (2007:153) rumus biaya modal rata-rata tertimbang dapat dihitung sebagai berikut:
WACC = (Wd . Kd) + (We . Ke)
Keterangan:
Ka  = Biaya modal rata-rata tertimbang (WACC)
Wd = Proporsi utang dalam struktur modal       
Kd  = Biaya utang setelah pajak
We = Proporsi modal sendiri dalam struktur modal
Ke  = Biaya dari dana yang didapatkan dari modal sendiri

d.      Analisis Return on Investment Capital (ROIC)
      Return on investment Capital (ROIC) adalah perbandingan antara NOPAT (EBIT – pajak) dengan modal yang diinvestasikan dalam pengelolaan perusahaan. sehingga dalam menentukan ROIC dapat dihitung dengan menggunakan rumus menurut (Mamduh, 2005 : 54) yaitu :
                   NOPAT
ROIC   =    ----------------------------------
                   Modal yang diinvestasikan


e.       Menghitung EVA
      EVA dihitung sebagai berikut:
EVA  = Modal yang diinvestasikan x (ROIC – WACC)


F.     Teknik Analisis Data
      Dalam penelitian ini saya menggunakan cara ini untuk membandingkan kinerja keuangan perusahaan yaitu :
Time Series Analysis dengan menggunakan uji analisis data angka indeks.
      Time Series Analysis adalah suatu cara mengevaluasi unsur-unsur neraca dan laporan laba/rugi dengan jalan membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan dari suatu periode ke periode lainnya. Perbandingan antara rasio yang dicapai saat ini dengan rasio-rasio pada masa lalu akan memperlihatkan apakah perusahaan dapat dilihat dari trend tahun ke tahun, sehingga dengan melihat perkembangan ini perusahaan dapat membuat rencana-rencana untuk masa depannya.
(Syamsuddin, 2002:39)
G.    Uji Hipotesis
1.      Analisis Rasio Keuangan
a.       Rasio Likuiditas
1)      Jika  ,maka kinerja keuangan perusahaan dapat dinyatakan sehat atau sebaliknya.
2)      Jika  ,maka kinerja keuangan perusahaan dapat dinyatakan sehat atau sebaliknya.
b.      Rasio Solvabilitas
1)      Jika  ,maka kinerja keuangan perusahaan dapat dinyatakan sehat atau sebaliknya.
2)       Jika  ,maka kinerja keuangan perusahaan dapat dinyatakan sehat atau sebaliknya.
c.       Rasio Profitabilitas
1)      Jika  ,maka kinerja keuangan perusahaan dapat dinyatakan sehat atau sebaliknya.
2)      Jika  ,maka kinerja keuangan perusahaan dapat dinyatakan sehat atau sebaliknya.
3)      Jika  ,maka kinerja keuangan perusahaan dapat dinyatakan sehat atau sebaliknya.
4)      Jika  ,maka kinerja keuangan perusahaan dapat dinyatakan sehat atau sebaliknya.

2.      EVA
a.       Jika EVA ≥ 0 , maka kinerja keuangan perusahaan dapat dinyatakan sehat.
b.      Jika EVA ≤ 0 , maka kinerja keuangan perusahaan dapat dinyatakan tidak sehat.