BAB
IV
ANALISIS DAN
PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Perusahaan
1.
Sejarah PT Antam, Tbk
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Aneka
Tambang Tbk (“Perusahaan”) didirikan pada tanggal 5 Juli 1968 berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1968, dengan nama “Perusahaan Negara (PN)
Aneka Tambang”, dan diumumkan dalam tambahan No. 36, Berita Negara No. 56,
tanggal 5 Juli 1968. Pada saat pembentukannya, ANTAM merupakan penggabungan
dari Tujuh perusahaan negara yaitu :
a. BPU
Perusahaan-perusahaan Tambang Umum Negara – Jakarta.
b. PN
Tambang Emas Cikotok – Banten Selatan
c. PN
Pertambangan Bauksit Kijang – Pulau Bintan
d. PN
Logam Mulia – Jakarta.
e. PT
(Negara) Pertambangan Nikel Indonesia – Sulawesi Tenggara.
f. Proyek
Pertambangan Intan Martaputra – Kalimantan Selatan.
g. Proyek
Emas Logas - Pekanbaru, Riau.
Pada tanggal 14 Juni 1974, berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1974, status perusahaan diubah dari
perusahaan negara menjadi perusahaan negara perseroan terbatas (“perusahaan
perseroan”) dan sejak itu dikenal sebagai “Perusahaan Perseroan (Persero) Aneka
Tambang”. Dalam perkembangan selanjutnya, ANTAM memperluas operasinya dengan
tambahan Tiga unit pertambangan lainnya dan Satu unit eksplorasi. Pertambangan
Pasir Besi Cilacap memulai operasinya pada tanggal 10 Juni 1971, sedangkan
pertambangan nikel Gebe dimulai pada tahun 1979. Kegiatan eksplorasi emas di
Pongkor dimulai pada tahun 1988 dan mulai berproduksi pada tahun 1994. karena
meningkatnya aktivitas eksplorasi, ANTAM memutuskan untuk membentuk unit
Geologi didirikan pada tanggal 29 Februari 1980 yang melaksanakan kegiatan
eksplorasi. Sejak tahun 1980, aktivitas unit Geologi telah menjangkau hampir
seluruh wilayah Indonesia dan menghasilkan data eksplorasi yang sangat berharga
untuk ANTAM.
Pada saat ini ANTAM memiliki Tujuh unit
operasi, yaitu :
a. Unit
Pertambangan Bauksit Kijang – Kijang, Riau.
b. Unit
Pertambangan Nikel Pomalaa – Pomalaa, Sulawesi Tenggara.
c. Unit
Pertambangan Nikel Gebe – P.Gebe, Maluku.
d. Unit
Pertambangan Emas Pongkor – Pongkor, Jawa Barat.
e. Unit
Pertambangan Pasir Besi Cilacap – Cilacap, Jawa Tengah.
f. Unit
Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia – Jakarta, DKI.
g. Unit
Geologi – Jakarta, DKI.
Kantor pusat perusahaan berlokasi di
Gedung Aneka Tambang Jl. Letjen T.B. Simatupang No. 1, Lingkar Selatan, Tanjung
Barat, Jakarta, Indonesia. Disamping itu, perusahaan juga memiliki Kantor
Perwakilan Makassar yang berada di Jalan DR.Ratulangi No. 60, yang membantu
pembelian persediaan barang dan pendistribusian produk Nikel.
2. Visi dan
Misi Perusahaan
a. Visi Perusahaan
Adapun visi Antam 2020 adalah ”Menjadi
korporasi global berbasis pertambangan dengan pertumbuhan sehat dan standar
kelas dunia.”
Arti Visi Antam :
1) Global
Menerapkan praktik manajemen bisnis
bertaraf internasional serta meningkatkan skala usaha dan/atau memperluas
wilayah operasi ke luar negeri untuk menjadi pelaku bisnis kelas dunia.
2) Berbasis
Pertambangan
Berbasis sumber daya mineral dan batu bara
dengan diversifikasi dan integrasi terkait dalam bisnis pertambangan.
3) Pertumbuhan
sehat
Pertumbuhan berkesinambungan di atas
rata-rata industri pertambangan.
4) standart
kelas dunia
kemampuan dan budaya berorganisasi
berkinerja tinggi dan penerapan praktik-praktik terbaik kelas dunia.
b. Misi
Perusahaan
Adapun
misi Antam adalah :
1) Membangun
dan menerapkan praktik-praktik terbaik kelas dunia untuk menjadikan Antam
sebagai pemain global.
2) Menciptakan
keunggulan operasional berbasis biaya rendah dan teknologi tepat guna dengan
mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan hidup.
3) Mengolah
cadangan yang ada dan yang baru untuk meningkatkan keunggulan kompetitif.
4) Mendorong
pertumbuhan yang sehat dengan mengembangkan bisnis berbasis pertambangan,
diversifikasi dan integrasi selektif untuk memaksimalkan nilai pemegang saham.
5) Meningkatkan
kompetensi dan kesejahteraan pegawai serta mengembangkan budaya organisasi
berkinerja tinggi.
6) Berpartisipasi
meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama di sekitar wilayah operasi,
khususnya pendidikan dan pemberdayaan ekonomi.
3.
STRUKTUR ORGSNISASI PERUSAHAAN
Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk
memperoleh keuntungan yang optimal dengan menggunakan segala sumberdaya atau
resources yang tersedia dalam perusahaan, salah satu dari sumber daya tersebut
adalah sumber daya manusia (man power) yang harus bekerja sama dalam satu wadah
organisasi dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan yang telah direncanakan.
Maka dalam hal ini perusahaan diperlukan Struktur Organisasi. Karena perusahaan
sebagai suatu jaringan antara beberapa fungsi, maka untuk mendapatkan hasil
pekerjaan yang baik dari setiap personil harus terdapat adanya pembagian tugas
dan wewenang serta tanggung jawab yang jelas.
Demikian pula halnya dengan perusahaan
industri PT. Aneka Tambang yang merupakan salah satu unit produksi nikel. Dalam
melaksanakan kegiatannya dipimpin oleh seorang Kuasa Direksi yang bertanggung
jawab langsung pada Dewan Direksi yang berkedudukan di Jakarta, dan dibantu
oleh tiga orang Asisten Kuasa Direksi, yakni Asisten Kuasa Direksi Bidang
Operasi, Asisten Kuasa Direksi Bidang Keuangan, Asisten Kuasa Direksi Bidang
SDM. Hal ini sesuai dengan Keputusan Direksi PT Antam Tbk Nomor:
153.K/DAT/2007, yang tertanggal 1 Agustus 2007. Sebagaimana yang diperlihatkan
dalam Gambar 4.2 pada halaman berikut.
Gambar
4.2
STRUKTUR
ORGANISASI
Berdasarkan struktur organisasi
dapat dijelaskan uraian tugas masing-masing diatas:
a. Senior
Vice President
1) Mengkoordinasikan,
mengendalikan dan mengevaluasi tugas koorporasi dan unit bisnis, agar seluruh
kegiatan berjalan sesuai dengan visi, misi, sasaran usaha, strategi, kebijakan
dan program kerja yang ditetapkan.
2) Menyelaraskan
seluruh inisiatif-inisiatif internal perusahaan, serta memastikan terjadinya
peningkatan kemampuan bersaing perusahaan.
3) Mengkoordinasikan,
mengendalikan dan mengevaluasi internalisasi prinsip-prinsip GCG dan standar
etika secara konsisten dalam perusahaan.
4) Memastikan
informasi yang terkait dengan korporasi selalu tersedia bila diperlukan oleh
komisaris.
b. Deputi
Senior Vice President of Operation
1) Mengkoordinasikan,
mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan tugas operasional bidang produksi,
pemasaran, keselamatan kerja, lingkungan, pemeliharaan dan rekayasa, penutupan
tambang, serta kantor-kantor perwakilan di luar negeri.
2) Mengembangkan
program efisiensi dan manajemen mutu serta memastikan dilaksanakannya secara
konsisten di lingkungan unit-unit kerja.
3) Memastikan
informasi yang terkait dengan unit kerjanya selalu tersedia untuk komisaris.
c. Deputi
Senior Vice President of Financial
1) Mengkoordinasikan,
mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan tugasoperasional bidang
kebendaharaan, pendanaan, akuntansi, anggaran serta teknologi informasi.
2) Merencanakan,
mencari dan memastikan penyediaan dana untuk pengembangan perusahaan sesuai
dengan rencana strategis perusahaan.
3) Memastikan
informasi yang terkait dengan unit kerjanya selalu tersedia untuk komisaris.
d. Deputi
Senior Vice President of Human Resources and`General Affairs
1) Mengkoordinasikan,
mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan tugas operasional bidang organisasi,
SDM, pendidikan dan pelatihan, kesehatan, pelayanan umum serta pengembangan
kemasyarakatan.
2) Mengembangkan
hubungan baik dengan kalangan pemerintah, segenap pihak luar dan stakeholders
lainnya serta memastikan terselenggaranya kegiatan tanggung jawab social
perusahaan secara efektif dan tepat guna.
3) Memastikan
informasi yang terkait dengan unit kerjanya selalu tersedia untuk komisaris.
e. Deputi
Senior vice President of Development
1) Mengkoordinasikan,
memonitor dan mengevaluasi penyusunan dan pelaksanaan rencana jangka panjang
perusahaan (RJPP).
2) Mengkoordinasikan,
mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan tugas operasional di bidang
pertumbuhan perusahaan.
3) Mengembangkan
hubungan baik dengan mitra strategis serta mencari dan menangkap peluang bisnis
baru.
4) Memastikan
informasi yang terkait dengan unit kerjanya selalu tersedia untuk komisaris.
B. Analisa Data
1. Penyajian Laporan Keuangan PT ANEKA TAMBANG TBK.
Dalam menganalisa laporan keuangan dengan
rasio dan EVA , penulis mengambil angka-angka laporan keuangan perusahaan tahun
2009-2012, sebagai dasar perbandingan angka-angka rasio dan EVA tersebut,
dibuat tabel-tabel analisa rasio dan EVA sedangkan untuk mempresentasikannya,
rasio-rasio yang digunakan adalah rasio Likuiditas, rasio Solvabilitas dan
rasio Profitabilitas sedangkan untuk EVA akan di hitung dengan beberapa tahap
mulai dari perhitungan biaya modal utang, biaya modal sendiri, analisis WACC,
analisis ROIC, hingga perhitungan EVA.
Analisa laporan keuangan diperlukan untuk
memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada pada perusahaan tersebut, sedangkan
bagi pihak intern informasi analisa rasio keuangan digunakan untuk memberikan
gambaran tentang keadaan keuangan perusahaan jika ingin menginvestasikan
dananya atau mengamankan dana yang telah ditanamkan pada perusahaan tersebut.
Analisa rasio dan EVA terhadap PT. ANEKA
TAMBANG Tbk akan bersumber dari laporan keuangan tahunan PT. ANEKA TAMBANG Tbk
tahun 2009-2012 berupa Neraca dan Laporan Laba Rugi, secara lengkap tersaji
sebagai berikut :
Tabel 4.1
PT ANEKA TAMBANG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN
Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2009 dan 2010
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan
lain)
Uraian
|
2009
|
2010
|
Penjualan
Bersih
Harga
Pokok Penjualan
|
8.771.370.255
(7.513.371.858)
|
8.744.300.219
(5.807.220.162)
|
Laba
Kotor
|
1.197.998.397
|
2.937.080.057
|
Beban
Usaha
Umum dan
administrasi
Penjualan dan
pemasaran
Eksplorasi
Jumlah
Beban Usaha
|
(468.182.753)
(77.877.295)
(64.417.244)
|
(756.993.203)
(104.269.787)
(129.281.024)
|
(610.477.292)
|
(990.544.014)
|
|
Laba
Usaha
|
587.521.105
|
1.946.536.043
|
Penghasilan
(Beban) Lain-lain
Dividen
Penghasilan
bunga
Penghasilan
denda dan klaim
Beban keuangan
– bersih
Beban bunga
Lain-lain –
bersih
Penghasilan
Lain-lain – Bersih Bagian rugi bersih perusahaan asosiasi
|
227.134.120
151.196.066
119.126.316
(287.086.019)
(47.049.683)
34.947.085
|
366.026.427
58.315.889
-
(122.740.175)
(12.651.557)
38.893.815
|
198.267.885
|
327.844.399
|
|
(1.771.248)
|
(1.756.758)
|
|
Laba
(Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan
|
784.017.742
|
2.272.623.684
|
Beban
(Manfaat) Pajak Penghasilan
Kini
Tangguhan
Beban
Pajak Penghasilan - Bersih
Laba
Sebelum Hak Minoritas Atas Rugi/Laba Bersih Anak Perusahaan Yang
Dikonsolidasi
Hak
Minoritas Atas Rugi(Laba) Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan
|
157.054.718
31.732.124
|
656.708.882
(59.009.609)
|
188.786.842
|
597.699.273
|
|
595.230.900
9.076.188
|
1.674.924.411
8.475.581
|
|
LABA
(rugi) BERSIH setelah pajak
|
604.307.088
|
1.683.399.992
|
Tabel
4.2
PT ANEKA TAMBANG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASIAN
Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2009 dan 2010
(Disajikan
dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Uraian
|
2009
|
2010
|
||
Aktiva
Aktiva lancar
Kas dan setara
kas
Piutang
usaha-pihak ketiga
Piutang
lain-lain
Persediaan
Pajak dibayar
dimuka
Biaya dibayar
dimuka
Aktiva lancar lain-lain
|
2.773.582.727
818.097.073
212.837.602
1.170.505.411
163.372.533
44.049.314
130.701.574
|
4.308.242.737
1.579.883.859
113.433.988
1.229.283.112
211.824.795
40.205.738
110.756.197
|
||
Jumlah
aktiva lancar
|
5.313.146.234
|
7.593.630.426
|
||
Aktiva tidak lancar
Kas yang
dibatasi penggunaannya
Investasi
dalam saham bersih
Aset tetap
Biaya
eksplorasi
Biaya
tangguhan
Taksiran
tagihan pajakpenghasilan
Goodwill –
bersih
Aktiva pajak
tangguhan – bersih
Biaya
pengelolaan dan reklamasi
Aktiva tidak
lancar lainnya
|
123.700.783
73.506.059
2.890.601.952
780.712.101
28.695.283
281.438.187
80.964.126
348.539.106
2.033.435
16.659.172
|
95.711.618
164.595.567
2.952.396.841
913.438.233
31.684.644
20.006.927
89.766.189
407.752.089
1.625.968
40.123.597
|
||
Jumlah
Aktiva Tidak Lancar
|
4.626.850.204
|
4.717.101.673
|
||
Jumlah
Aktiva
|
9.939.996.438
|
12.310.732.099
|
||
Kewajiban dan Ekuitas
|
||||
Kewajiban
Lancar
Hutang usaha
Pihak ketiga
Hutang
Usaha yang punya hub istimewa
Biaya masih
harus dibayar
Hutang pajak
Uang Muka
Pelanggan
Pinjaman investasi
Penyisihan
untuk pengelolaan dan reklamasi
Hutang
lain-lain
|
155.577.968
2.932.320
227.432.287
16.425.379
20.697.369
239.700.000
18.479.675
66.286.098
|
247.912.405
16.744.722
420.448.898
412.061.288
61.506.413
768.730.500
24.791.187
36.875.899
|
||
Jumlah
Kewajiban Lancar
|
747.531.096
|
1.989.071.312
|
||
Kewajiban
Tidak Lancar
Penyisihan
untuk pengelolaan dan reklamasi
Uang Muka
Pelanggan
Pinjaman
investasi
Hutang kepada
pihak yang mempunyai hub istimewa
Kewajiban
pensiun
Kewajiban
tidak lancar Lainnya
|
157.623.126
13.744.978
239.700.000
31.333.344
555.519.304
2.675.571
|
200.855.561
-
-
23.934.291
493.399.406
2.636.231
|
||
Jumlah
Kewajiban Tidak Lancar
|
1.000.596.323
|
720.825.489
|
||
Hak
Minoritas
|
42.929.529
|
20.737.073
|
||
Jumlah
Kewajiban
|
1.791.056.948
|
2.730.633.874
|
||
EKUITAS
Modal saham
Tambahan modal
disetor – bersih
Selisih kurs
karena penjabaran
laporan keuangan
Selisih
transaksi
Saldo laba
Yang telah ditentukan
Penggunaannya
Saldo laba
Yang belum ditentukan Penggunaannya
Saham diperoleh
kembali
|
953.845.975
2.526.309
93.344.910
21.334.633
6.487.015.718
604.307.088
(13.435.143)
|
953.845.975
2.526.309
106.998.772
21.334.633
6.825.427.687
1.683.399.992
(13.435.143)
|
||
Jumlah
Ekuitas
|
8.148.939.490
|
9.580.098.225
|
||
Jumlah
Kewajiban Dan Ekuitas
|
9.939.996.438
|
12.310.732.099
|
||
Tabel
4.3
PT ANEKA TAMBANG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN
Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2012
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan
lain)
Uraian
|
2011
|
2012
|
Penjualan
Bersih
Harga
Pokok Penjualan
|
10.346.433.404
(7.318.735.236)
|
10.449.885.512
(8.427.157.554)
|
Laba
Kotor
|
3.027.698.166
|
2.022.727.958
|
Beban
Usaha
Umum dan
administrasi
Penjualan dan pemasaran
Eksplorasi
Jumlah
Beban Usaha
|
(783.757.736)
(133.786.186)
(97.275.819)
|
(857.209.800)
(179.218.327)
(90.435.775)
|
(1.014.819.741)
|
(1.126.863.902)
|
|
Laba
Usaha
|
2.012.878.425
|
895.864.056
|
Penghasilan
(Beban) Lain-lain
Keuntungan
atas penyesuaian
nilai wajar
Dividen
Laba (rugi)
Gain (loss)
selisih kurs - bersih
Penghasilan
bunga
Bagian rugi
bersih perusahaan asosiasi
Pemulihan atas
penurunan nilai properti pertambangan dan aset eksplorasi dan evaluasi
Pemulihan atas
penurunan nilai aset tetap
Beban bunga
Lain-lain –
bersih
Penghasilan
Lain-lain – Bersih
|
-
354.577.292
(64.560.639)
74.152.626
(26.152.056)
42.774.932
19.346.842
(22.723.138)
178.487.101
|
2.484.007.689
375.434.214
176.306.896
166.069.157
115.099.172
24.262.724
10.973.882
(234.500.820)
(118.021.909)
|
555.902.960
|
2.999.631.005
|
|
Laba
(Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan
|
2.568.781.385
|
3.895.495.061
|
Beban
Pajak Penghasilan
Kini
Tangguhan
Beban
Pajak Penghasilan - Bersih
Laba
Tahun Berjalan
Pendapatan
Other Komprehensif Lain
Selisih
kurs karena penjabaran
laporan keuangan
|
604.445.009
36.444.378
|
270.775.997
631.603.333
|
640.889.387
|
902.379.330
|
|
1.927.891.998
(3.152.584)
|
2.993.115.731
(4.091.142)
|
|
JUMLAH
PENDAPATAN TOTAL KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
|
1.924.739.414
|
2.989.024.589
|
LABA
TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik
entitas induk
Kepentingan
non-pengendali
|
1.927.889.549
2.449
|
2.993.114.982
749
|
1.927.891.998
|
2.993.115.731
|
|
JUMLAH
TOTAL
PENDAPATAN
KOMPREHENSIF
TAHUN
BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik
entitas induk
Kepentingan
non-pengendali
|
1.924.736.965
2.449
|
2.989.023.840
749
|
LABA
(rugi) BERSIH setelah pajak
|
1.924.739.414
|
2.989.023.091
|
Tabel
4.4
PT ANEKA TAMBANG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASIAN
Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2012
(Disajikan
dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Uraian
|
2011
|
2012
|
Aktiva
Aktiva lancar
Kas dan setara
kas
Piutang
usaha-pihak ketiga
Piutang usaha
pihak berelasi
Piutang
lain-lain
Persediaan
Pajak dibayar
dimuka
Biaya dibayar
dimuka
Aktiva lancar
lain-lain
|
5.639.678.574
1.246.689.022
653.598
100.077.874
1.687.897.283
271.282.017
55.390.665
106.350.741
|
3.868.574.769
1.721.967.385
458.981
124.491.614
1.449.967.933
329.114.459
50.518.253
101.757.802
|
Jumlah
aktiva lancar
|
9.108.019.774
|
7.646.851.196
|
Aktiva tidak
lancar
Kas yang
dibatasi penggunaannya
Investasi pada
aset keuangan
tersedia untuk dijual
Investasi pada
entitas asosiasi
Investasi pada
entitas pengendalian bersama
Aset tetap
Properti
pertambangan
Aset
eksplorasi dan evaluasi
Biaya
tangguhan
Taksiran
tagihan pajak penghasilan
Goodwill
Aktiva pajak
tangguhan
Biaya
pengelolaan dan reklamasi
Aktiva tidak
lancar lainnya
|
82.576.346
35.668.299
173.259.737
1.035.900.790
2.980.742.742
428.425.654
713.782.922
47.758.925
2.362.779
185.373.972
371.457.104
1.218.501
34.687.532
|
74.878.179
-
3.956.042.901
1.154.405.032
4.663.449.270
666.238.614
754.404.102
31.587.451
476.176.602
185.373.972
36.211.700
1.047.905
61.874.022
|
Jumlah
Aktiva Tidak Lancar
|
6.093.215.303
|
12.061.689.750
|
Jumlah
Aktiva
|
15.201.235.077
|
19.708.540.946
|
Kewajiban
dan Ekuitas
|
||
Kewajiban
Lancar
Hutang usaha
Pihak ketiga
Hutang usaha
pihak berelasi
Biaya masih
harus dibayar
Liabilitas
imbalan karyawan jangka pendek
Hutang pajak
Uang muka
pelanggan
Pinjaman bank
jangka pendek
Bagian
kewajiban jangka panjang
Hutang
lain-lain
|
250.646.342
6.948.220
244.796.126
134.786.152
87.685.073
67.439.756
8.000.000
22.697.741
23.447.119
|
378.228.386
38.725.066
414.007.012
123.170.868
150.007.865
189.619.579
1.663.900.000
45.990.788
37.756.594
|
Jumlah
Kewajiban Lancar
|
846.446.529
|
3.041.406.158
|
Kewajiban
Tidak Lancar
Kewajiban
jangka panjang
Utang obligasi
Kewajiban
pensiun
Kewajiban
pajak tangguhan
Kewajiban
tidak lancar Lainnya
|
199.780.915
2.992.235.852
387.787.231
-
2.941.000
|
205.728.522
2.992.843.970
336.835.010
296.357.929
3.053.301
|
Jumlah
Kewajiban Tidak Lancar
|
3.582.744.998
|
3.834.818.732
|
Jumlah
Kewajiban
|
4.429.191.527
|
6.876.224.890
|
EKUITAS
Modal saham
Tambahan modal
disetor – bersih
Selisih kurs
karena penjabaran
laporan keuangan
Selisih
transaksi
Saldo laba
Yang telah ditentukan
Penggunaannya
Saldo laba
Yang belum ditentukan
Penggunaannya
Saham diperoleh
kembali
|
953.845.975
2.526.309
107.291.412
21.334.633
7.768.131.683
1.932.339.270
(13.435.143)
|
953.845.975
8.370.273
103.200.270
21.334.633
8.751.355.353
2.997.564.703
(3.377.511)
|
Jumlah
Ekuitas yang Dapat
Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk
KEPENTINGAN
NON-
PENGENDALI
|
10.772.034.139
9.411
|
12.832.293.696
22.360
|
Jumlah
Ekuitas
|
10.772.043.550
|
12.832.316.056
|
Jumlah
Kewajiban Dan Ekuitas
|
15.201.235.077
|
19.708.540.946
|
Berdasarkan laporan keuangan PT. ANEKA TAMBANG
Tbk diatas maka kita dapat membuat analisa rasio dan EVA terhadap laporan
keuangan PT. ANEKA TAMBANG Tbk. Semua perhitungan yang membentuk rasio-rasio
laporan keuangan perusaaan ini dapat dilihat pada perhitungan Rasio Likuiditas,
Solvabilitas, Profittabilitas, serta perhitungan EVA.
2. Perhitungan Analisis Laporan keuangan
PT ANTAM Tbk.
Pada perhitungan Analisis Laporan Keuangan PT ANTAM Tbk dilakukan dengan
mengambil data dari sumber Laporan Laba Rugi Konsolidasi dan Neraca Konsolidasi
yang berakhir pada 31 Desember 2009 sampai dengan tahun 2012, pada perusahaan
PT ANTAM Tbk yang bergerak dibidang pertambangan.
a)
Ratio Likuiditas
Perhitungan Ratio Likuiditas digunakan
untuk membayar kewajiban-kewajiban yang segera harus dipenuhi adalah hutang
jangka pendek. Perhitungan likuiditas data yang diambil dari Neraca Konsolidasi
yang berakhir 31 Desember 2009 sampai dengan 2012 pada perusahaan PT ANTAM tbk.
i)
|
Current Ratio = x 100%
|
Current ratio’2009
= x100%
=
710,76%
|
Current ratio’2010
= x100%
= 381,77%
Untuk pada tahun’2010 current ratio
posisi keuangan perusahaan adalah persentase aktiva lancar terhadap hutang
lancar sebesar 381,77% yang berarti setiap satu rupiah hutang lancar dijamin
3,8177 rupiah aktiva lancar.
|
= 1076,03%
|
Current ratio’2012
= x100%
= 251,42%
Sedangkan pada tahun’2012 current ratio
posisi keuangan perusahaan adalah persentase aktiva lancar terhadap hutang
lancar sebesar 251,42% yang berarti setiap satu rupiah hutang lancar dijamin
2,5142 rupiah aktiva lancar.
ii)
Quick Ratio
|
|
Quick
Ratio’2009 = x 100%
= 554,18%
|
Quick
Ratio’2010 = x 100%
=
319,97%
|
Quick
Ratio’2011 =
x 100%
= 876,62%
Untuk pada tahun’ 2011 Quick Ratio
berarti setiap satu rupiah hutang lancar perusahaan hanya dapat menjamin 8,7662
rupiah dari aktiva lancar.
|
= 203,75%
Sedangkan pada tahun’ 2012 Quick Ratio
berarti setiap satu rupiah hutang lancar perusahaan hanya dapat menjamin 2,0375
rupiah dari aktiva lancar.
b)
Rasio Solvabilitas
i)
Total Debt to Total Asset Ratio
|
|
Debt to Asset Ratio ’ 2009 = x 100%
= 18,02%
Berdasarkan perhitungan diatas dapat
diketahui bahwa Total Debt to Total Asset Ratio pada
tahun’ 2009 sebesar 18,02% yang berarti 0,1802 rupiah dari setiap asset menjamin satu rupiah hutang.
|
Debt to Asset Ratio ’ 2010 = x 100%
= 22,18%
Untuk pada tahun’ 2010 Total
Debt to Total Asset Ratio yaitu sebesar 22,18% yang berarti
0,2218 rupiah dari setiap asset
menjamin satu rupiah hutang.
|
Debt to Asset Ratio ’ 2011
= x 100%
= 29,14%
Untuk pada tahun’ 2011 Total
Debt to Total Asset Ratio
yaitu
sebesar 29,14% yang berarti 0,2914 rupiah dari setiap asset menjamin satu rupiah hutang.
|
Debt to Asset Ratio ’ 2012 = x 100%
= 34,89%
Sedangkan pada tahun’ 2012 Total
Debt to Total Asset Ratio
yaitu
sebesar 34,89% yang berarti 0,3489 rupiah dari setiap asset menjamin satu rupiah hutang.
ii)
Total Debt To Equity Ratio
|
|
Debt to Equity Ratio’ 2009 = x 100 %
= 21,98%
Berdasarkan perhitungan diatas dapat
diketahui bahwa Total Debt to Equity Ratio pada tahun’ 2009 sebesar 21,98% yang
berarti 0,2198 rupiah dari setiap modal sendiri menjamin satu rupiah hutang.
|
Debt to Equity Ratio’ 2010 = x 100 %
= 28,50%
Untuk pada tahun’ 2010 Total Debt To
Equity Ratio yaitu sebesar 28,50% yang berarti 0,2850 rupiah dari setiap modal
sendiri menjamin satu rupiah hutang..
|
Debt to Equity Ratio’ 2011 = x 100 %
= 41,12%
Untuk pada tahun’ 2011 Total Debt To
Equity Ratio yaitu sebesar 41,12% yang berarti 0,4112 rupiah dari setiap modal
sendiri menjamin satu rupiah hutang.
|
Debt to Equity Ratio’ 2012 = x 100 %
= 53,59%
Sedangkan pada tahun’ 2012 Total
Debt To Equity Ratio yaitu sebesar 53,59% yang berarti 0,5359 rupiah dari
setiap modal sendiri menjamin satu rupiah hutang.
c)
Rasio Profitabilitas
Perhitungan likuiditas data yang diambil
dari Laporan Laba Rugi Konsolidasi yang berakhir 31 Desember 2010 sampai dengan
2012 pada perusahaan PT ANTAM tbk.
i)
|
|
=
9,47%
Berdasarkan perhitungan diatas diketahui
bahwa rasio laba kotor diperusahaan sebesar 9,47% pada tahun’ 2009, Gross
Profit Margin yang menerangkan setiap rupiah penjualan menghasilkan laba kotor
sebesar 0,0947.
|
Gross Profit Margin’
2010 = x 100 %
=
26,13%
Untuk pada tahun’ 2010 Gross Profit
Margin sebesar 26,13% hal ini menunjukan bahwa laba kotor perusahaan yang
dihasilkan 0,2613 untuk satu rupiah penjualan.
|
Gross Profit Margin’
2011 = x 100 %
= 24,85%
|
Gross Profit Margin’
2012 = x 100 %
= 39,52%
|
ii) Net Profit Margin =
x 100 %
|
Net Profit Margin ’ 2009
= x 100 %
=
8,94%
Berdasarkan perhitungan Net Profit Margin tahun’ 2009 dapat
diketahui bahwa tingkat laba bersih perusahaan terhadap penjulan adalah 8,94%
atau setiap rupiah penjualan menghasilkan laba bersih 0,0894 rupiah.
|
= 25,98%
Untuk tahun’ 2010 Net Profit Margin sebesar 25,98% yang berarti 0,2598 rupiah laba
bersih dihasilkan dari setiap satu rupiah penjualan.
|
Net Profit Margin ’ 2011
= x 100 %
=
24,83%
Untuk tahun’ 2011 Net Profit Margin sebesar 24,83% yang berarti 0,2483 rupiah laba
bersih dihasilkan dari setiap satu rupiah penjualan.
|
= 37,28%
Sedangkan pada tahun’ 2012 Net Profit Margin sebesar 37,28% yang
berarti 0,3728 rupiah laba bersih dihasilkan dari setiap satu rupiah penjualan.
|
iii) Return On Assets =
x 100 %
|
Return On Assets ’ 2009
= x 100 %
= 7,89%
|
Return On Assets ’ 2010
= x 100 %
= 18,46%
Untuk tahun’ 2010 Return on Total Asset
(ROA) sebesar 18,48% yang berarti 0,1846 rupiah laba bersih dihasilkan dari
setiap satu rupiah asset.
|
Return On Assets ’ 2011
= x 100 %
= 16,90%
Untuk tahun’ 2011 Return on Total Asset
(ROA) sebesar 16,90% yang berarti 0,1690 rupiah laba bersih dihasilkan dari
setiap satu rupiah asset.
|
Return On Assets ’ 2012
= x 100 %
= 19,77%
Sedangkan pada tahun’ 2012 Return on
Total Asset (ROA) sebesar 19,77% yang berarti 0,1977 rupiah laba bersih
dihasilkan dari setiap satu rupiah asset.
iv)
|
|
Return On Equity ’ 2009 = x 100 %
= 7,42%
Berdasarkan
perhitungan Return On Equity (ROE)
tahun’ 2009 dapat diketahui
bahwa
tingkat laba bersih perusahaan terhadap modal sendiri 7,42% atau setiap rupiah
modal sendiri menghasilkan laba bersih 0,0742 rupiah.
|
Return On Equity ’ 2010 = x 100 %
= 17,57%
Untuk tahun’ 2010 Return On Equity (ROE) sebesar 17,57% yang berarti 0,1757 rupiah
laba bersih dihasilkan dari setiap satu rupiah modal sendiri.
|
Return On Equity ’ 2011 = x 100 %
= 17,87%
Untuk tahun’ 2011 Return On Equity (ROE) sebesar 17,87% yang berarti 0,1787 rupiah
laba bersih dihasilkan dari setiap satu rupiah modal sendiri.
|
Return On Equity ’ 2012 = x 100 %
= 23,29%
Sedangkan pada tahun’ 2012 Return On Equity (ROE) sebesar 23,29%
yang berarti 0,2329 rupiah keuntungan bersih dihasilkan dari setiap satu rupiah
modal sendiri.
d)
EVA
Berdasarkan tabel 4.1 sampai dengan tabel
4.4 yakni neraca dan laporan perhitungan laba rugi khususnya pada Perusahaan
Perseroan PT Aneka Tambang tbk. selama tahun 2010 s/d tahun 2012 maka terlebih
dahulu akan disajikan data struktur modal yang telah ditetapkan oleh Perusahaan
Perseroan PT Aneka Tambang tbk. selama tahun 2010 s/d tahun 2012 yang dapat
dilihat melalui tabel 4.5 dibawah ini :
Tabel
4.5 Struktur Modal Perusahaan
Perseroan PT Aneka Tambang tbk.
Tahun 2010 s/d Tahun 2012
(disajikan dalam ribuan rupiah)
Tahun
|
Struktur
Modal
|
||||
Modal
Sendiri
(Rp)
|
Proporsi Modal Sendiri (%)
|
Modal
|
Proporsi Modal Pinjaman
(%)
|
Total Modal
(Rp)
|
|
Pinjaman
(Rp)
|
|||||
2010
2011
2012
|
9.580.098.225
10.772.043.550
12.832.316.056
|
77,82
70,86
65,11
|
2.730.633.874
4.429.191.527
6.876.224.890
|
22,18
29,14
34,89
|
12.310.732.099
15.201.235.077
19.708.540.946
|
Rata-rata
|
71,26
|
Rata-rata
|
28,74
|
Berdasarkan tabel 4.5 yakni hasil
analisis struktur modal untuk 3 tahun terakhir (tahun 2010 s/d tahun 2012) maka
rata-rata proporsi penggunaan modal sendiri sebesar 71,26% dan proporsi modal
pinjaman sebesar 28,74%, sehingga dapatlah dikatakan bahwa Perusahaan Perseroan
PT Aneka Tambang tbk dalam mengelola perusahaan lebih banyak menggunakan
proporsi modal sendiri jika dibandingkan dengan proporsi modal pinjaman.
Dengan adanya struktur modal perusahaan Perusahaan Perseroan PT Aneka
Tambang tbk khususnya dalam 3 tahun terakhir (tahun 2010 s/d tahun 2012) maka
dapat disajikan analisis biaya modal. Namun sebelum dilakukan analisis biaya
modal, terlebih dahulu akan disajikan perhitungan biaya modal dan utang (Kd)
dan biaya modal sendiri (Ke). Adapun perhitungan biaya modal dari Perusahaan
Perseroan PT Aneka Tambang tbk untuk tahun 2010 s/d tahun 2012 dapat dilihat
melalui perhitungan berikut ini :
i)
Perhitungan Biaya Utang (Cost
of debt)
Besarnya biaya utang (kd) untuk tahun
2009 s/d tahun 2012 dapat disajikan melalui perhitungan berikut ini :
Tahun 2010
Besarnya
biaya utang (kd) untuk tahun 2010 dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
|
|
=
1,76%
Biaya utang setelah pajak = 1,76 ( 1 – 0,15) =
1,50%
Tahun 2011
Besarnya
biaya utang (kd) untuk tahun 2011 dapat ditentukan sebagai berikut :
|
=
0,63%
Biaya utang setelah pajak = 0,63 (1 – 0,15) =
0,53%
Tahun 2012
|
Biaya utang (Kd) = x 100 %
=
6,12%
Biaya utang setelah pajak = 6,12 ( 1 – 0,15) =
5,20%
ii) Perhitungan
Biaya Modal Sendiri
Berdasarkan perhitungan biaya utang (kd)
maka selanjutnya akan dikemukakan perhitungan biaya modal sendiri khususnya
pada Perusahaan Perseroan PT Aneka Tambang tbk selama 3 tahun terakhir (tahun
2010 s/d tahun 2012) yang dapat dilihat melalui perhitungan berikut ini :
Tahun 2010
Besarnya
biaya modal sendiri (Ke) untuk tahun 2010 dapat dihitung sebagai berikut :
|
Berdasarkan
rumus tersebut di atas, biaya modal sendiri (cost of equity) dapat dihitung sebagai berikut :
|
=
17,57%
Tahun
2011
|
Biaya
modal sendiri (Ke) = x 100 %
=
17,87%
Tahun
2012
|
Biaya
modal sendiri (Ke) = x 100 %
=
23,29%
iii) Analisis
Biaya Modal rata-rata Tertimbang (WACC)
Berdasarkan hasil analisis biaya modal
sendiri (Ke) dengan biaya utang (Kd) maka besarnya biaya modal rata-rata
tertimbang (WACC) dapat dilihat melalui perhitungan berikut ini :
Biaya modal rata-rata tertimbang tahun
2009
Perhitungan besarnya biaya modal
rata-rata tertimbang (WACC) untuk tahun 2010 dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagaimana yang dikemukakan oleh Farah (2007:153) yaitu :
Ka = ( Wd x Kd ) + ( We x Ke )
Dimana
:
Ka = Biaya modal rata-rata tertimbang (WACC)
Wd
= Proporsi utang dalam struktur modal
Kd = Biaya utang setelah pajak
We
= Proporsi modal sendiri dalam struktur modal
Ke = Biaya dari dana yang didapatkan dari modal
sendiri
Dari
rumus tersebut di atas maka biaya modal rata-rata tertimbang dapat dihitung
sebagai berikut :
Ka
= (0,7782 x 0,015) + (0,2218 x 0,1757) x 100%
Ka
= (0,0117+0,0390) x 100%
Ka
= 3,90%
Dengan
demikian maka besarnya biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) untuk tahun 2010
adalah sebesar 3,90%.
Biaya modal rata-rata
tertimbang tahun 2011
Besarnya perhitungan biaya modal
rata-rata tertimbang (WACC) untuk tahun 2011 dapat dihitung sebagai berikut :
Ka
= (0,7086 x 0,005) + (0,2914 x 0,1787) x 100%
Ka
= (0,0035+0,0521) x 100%
Ka
= 5,56%
Dengan
demikian maka besarnya biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) untuk tahun 2011
adalah sebesar 5,56%.
Biaya
modal rata-rata tertimbang tahun 2012
Besarnya perhitungan biaya modal
rata-rata tertimbang (WACC) untuk tahun 2012 dapat dihitung sebagai berikut :
Ka
= (0,6511 x 0,052) + (0,3489 x 0,2329) x 100%
Ka
= (0,0339+0,0813)x 100%
Ka
= 11,52%
Dengan
demikian maka besarnya biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) untuk tahun 2012
adalah sebesar 11,52%.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut di
atas, maka akan disajikan hasil perhitungan biaya modal rata-rata tertimbang
untuk tahun 2010 s/d tahun 2012 yang dapat dilihat melalui tabel 4.6 berikut
ini :
Tabel 4.6 Besarnya Perhitungan Biaya Modal Perusahaan
Perseroan PT Aneka Tambang tbk. Tahun 2010 s/d 2012
Tahun
|
Biaya
Utang
|
Biaya
Modal
|
Biaya
Modal Rata-
|
Setelah
pajak (Kd)
(%)
|
Sendiri
(Ke)
(%)
|
Rata
Tertimbang (Ka)
(%)
|
|
2010
2011
2012
|
1,50
0,53
5,20
|
17,57
17,87
23,29
|
3,90
5,56
11,52
|
Rata-rata
|
2,41
|
19,58
|
6,99
|
Berdasarkan Tabel 4.6 mengenai besarnya
perhitungan biaya modal dari tahun 2010 s/d tahun 2012, nampak bahwa biaya
modal dari hutang (kd) rata-rata pertahun sebesar 2,41%, biaya modal sendiri
(ke) rata-rata sebesar 19,58%, dan biaya modal rata-rata tertimbang (WACC)
sebesar 6,99% setiap tahunnya.
iv)
Analisis Return on Investment Capital (ROIC)
Return on
investment Capital (ROIC) adalah
perbandingan antara NOPAT (EBIT – pajak) dengan modal yang diinvestasikan dalam
pengelolaan perusahaan. sehingga dalam menentukan ROIC dapat dihitung dengan
menggunakan rumus menurut (Mamduh, 2005 : 54) yaitu :
|
Sebelum dilakukan perhitungan ROIC, maka terlebih
dahulu akan disajikan data NOPAT yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.7
Besarnya Tingkat Laba dari Modal yang Diinvestasikan (NOPAT)
Tahun
|
Laba Sebelum Bunga dan Pajak
(1)
|
Pajak
(2)
|
NOPAT
( 1- 2 )
|
2010
2011
2012
|
2.285.275.241
2.571.054.523
4.129.995.880
|
597.699.273
640.889.387
902.379.330
|
1.687.575.968
1.930.165.136
3.227.616.550
|
Tabel 4.7
yakni data Nopat untuk tahun 2010 s/d tahun 2012 maka dapat ditentukan sebagai
berikut :
Tahun 2010
|
ROIC 10
=
x 100 %
=
19,83 %
Tahun 2011
|
ROIC 11
= x
100 %
=
19,90 %
Tahun 2012
|
ROIC 12
=
x 100 %
=
27,47 %
Berdasarkan hasil perhitungan ROIC, maka besarnya
selisih antara ROIC dengan WACC dari tahun 2010 s/d tahun 2012 dapat dilihat
melalui tabel berikut ini :
Tabel 4.8
Besarnya ROIC dan WACC Tahun 2010 s/d 2012
Tahun
|
ROIC (%)
|
WACC (%)
|
Selisih (%)
|
2010
2011
2012
|
19,83
19,90
27,47
|
3,90
5,56
11,52
|
15,93
14,34
15,95
|
Berdasarkan hasil perbandingan antara ROIC dan WACC khususnya dalam lima
tahun terakhir (tahun 2010 s/d tahun 2012) maka akan disajikan nilai tambah
ekonomis (EVA) yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang dikutip dari
Mamduh ( 2005 : 54)
EVA = Modal yang diinvestasikan x
(ROIC – WACC)
Berdasarkan rumus tersebut di atas, selanjutnya akan
disajikan perhitungan nilai tambah ekonomi yang dapat dilihat melalui
perhitungan berikut ini :
Tahun 2010
Besarnya nilai EVA untuk tahun 2010 dapat dihitung
sebagai berikut :
EVA 10 = Rp.8.508.827.679 x (19,83% – 3,90%)
=
Rp.8.508.827.679 x 15,93%
=
Rp.135.545.624.926,-
Tahun 2011
Besarnya nilai EVA untuk tahun 2011 dapat dihitung
sebagai berikut :
EVA 11 = Rp.9.700.470.953 x (19,90% – 5,56%)
=
Rp.9.700.470.953 x 14,34%
= Rp.139.104.753.466,-
Tahun 2012
Besarnya nilai EVA untuk tahun 2012 dapat dihitung
sebagai berikut :
EVA 12 = Rp.11.748.920.056 x (2747% – 11,52%)
=
Rp.11.748.920.056 x 15,95%
=
Rp.187.395.274.893,-
3. Analisis Data Pada Perusahaan PT
ANTAM Tbk.
Dari semua perhitungan diatas, maka dapat dimasukkan kedalam tabel
perbandingan angka rasio setiap tahunnya.
Tabel 4.9 perbandingan angka rasio
setiap tahun (tahun 2009-2012)
Rasio
|
2009
|
2010
|
2011
|
2012
|
Kenaikan/ Penurunan
|
||
2010
|
2011
|
2012
|
|||||
A.Likuiditas
1.Current Ratio
2.Quick Ratio
|
710,76%
554,18%
|
381,77%
319,97%
|
1076,03%
876,61%
|
251,42%
203,75%
|
(328,99%)
(234,21%)
|
694,26%
556,64%
|
(824,61%)
(672,86%)
|
B.Solvabilitas
1.Total Debt to Total Asset Ratio
2.Total Debt to Total Equity Ratio
|
18,02%
21,98%
|
22,18%
28,50%
|
29,14%
41,12%
|
34,98%
53,59%
|
4,16%
6,52%
|
6,96%
12,62%
|
5,84%
12,47%
|
C.Rasio Profitabilitas
1. Gross Profit Margin
2. Net Profit Margin
3. Return On Assets
4. Return On Equity
|
9,47%
8,94%
7,89%
7,42%
|
26,13%
25,98%
18,46%
17,57%
|
24,85%
24,83%
16,90%
17,87%
|
39,52%
37,28%
19,77%
23,29%
|
16,66%
17,04%
10,57%
10,15%
|
(1,28%)
(1,15%)
(1,56%)
0,30%
|
14,67%
12,45%
2,87%
5,42%
|
Dari hasil perhitungan tersebut di atas, maka akan disajikan melalui
tabel berikut ini :
Tabel 4.10
Hasil Perhitungan Kinerja Keuangan dengan Metode EVA Tahun 2010 s/d Tahun 2012
(disajikan dalam ribuan rupiah)
Tahun
|
ROIC
(%)
|
WACC
(%)
|
Kinerja Keuangan
Dengan Metode EVA
(Rp)
|
2010
2011
2012
|
19,83
19,90
27,47
|
3,90
5,56
11,52
|
135.545.624.926,-
139.104.753.466,-
187.395.274.893,-
|
4. Analisis
Rasio dan EVA Pada Perusahaan PT ANTAM Tbk
Berdasarkan Perhitungan ratio dan EVA yang telah dijelaskan sebelumnya
dapat diambil suatu analisa sebagai
berikut :
Analisa Likuiditas PT. ANEKA TAMBANG Tbk pada tahun’ 2010 sampai dengan
tahun’ 2012 dengan Current Ratio dapat dinilai tahun’ 2010 mengalami penurunan
328,99% dari tahun lalu. Hal ini diakibatkan karena kenaikan pada Hutang Lancar
sebesar Rp 1.241.540.216 sedangkan Aktiva Lancar hanya mengalami kenaikan
sebesar Rp 2.280.484.192 ini menyebabkan ratio mengalami penurunan. Jika Quick
Ratio mengalami penurunan sebesar 234,21% dari tahun lalu dikarenakan
persediaan dan Aktiva lancar pada tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar Rp
2.280.484.192 untuk aktiva lancar dan Rp 58.777.701 sedangkan hutang lancar
mengalami kenaikan pada tahun 2010 sebesar Rp 1.241.540.216 yang
menyebabkan perusahaan mengalami likuid. Bila dapat dilihat kembali dari ratio
Likuiditas maka dapat dikatakan bahwa PT. ANEKA TAMBANG Tbk sudah mempunyai
kemampuan membayar yang cukup besar dalam memenuhi segala kewajiban jangka
pendeknya atau dapat dikatakan perusahaan dalam keadaan baik,tetapi jika
dibandingkan dengan tahun 2009 maka perusahaan dapat dikatakan tidak sehat
karna ada penurunan yang signifikan.
Untuk tahun 2011 Current Ratio mengalami kenaikan 694,26% dari tahun
lalu, dan Quick Ratio mengalami kenaikan sebesar 556,64% dari tahun lalu. Bila
dapat dilihat kembali dari ratio Likuiditas maka dapat dikatakan bahwa PT.
ANEKA TAMBANG Tbk sudah mempunyai kemampuan membayar yang cukup besar dalam memenuhi
segala kewajiban jangka pendeknya atau dapat dikatakan perusahaan dalam keadaan
baik,dan jika dibandingkan dengan tahun 2010 maka perusahaan dapat dikatakan
sehat karna ada kenaikan yang signifikan.
Untuk tahun 2012 Current Ratio mengalami penurunan 824,61% dari tahun
lalu, dan Quick Ratio mengalami penurunan sebesar 672,86% dari tahun lalu. Bila
dapat dilihat kembali dari ratio Likuiditas maka dapat dikatakan bahwa PT.
ANEKA TAMBANG Tbk sudah mempunyai kemampuan membayar yang cukup besar dalam
memenuhi segala kewajiban jangka pendeknya atau dapat dikatakan perusahaan
dalam keadaan baik,tetapi jika dibandingkan dengan tahun 2011 maka perusahaan
dapat dikatakan tidak sehat karna ada penurunan yang signifikan.
Analisa Solvabilitas PT. ANEKA TAMBANG Tbk pada tahun, 2010 mengalami
kenaikan yang cukup baik. Total Debt To Total Asset pada tahun’ 2010 mengalami
kenaikan sebesar 4,16% dari tahun lalu, Karena bertambahnya total hutang dan
diimbangi dengan kenaikan total aktiva yang cukup baik pada tahun’ 2010 sebesar
Rp 2.370.735.661,dan untuk Total Debt To Total Equity pada tahun’ 2010
mengalami kenaikan sebesar 6,52% dari tahun lalu,Karena bertambahnya total
hutang dan diimbangi dengan kenaikan total ekuitas bersih yang cukup baik pada
tahun’ 2010 sebesar Rp 1.431.158.735. Bila dapat dilihat kembali dari ratio
Solvabilitas maka dapat dikatakan bahwa PT. ANEKA TAMBANG Tbk mengalami
kenaikan dalam memenuhi aktiva perusahaan yang didanai oleh utang karna terjadi
kenaikan dari tahun sebelumnya,maka perusahaan dapat dikatakan tidak sehat
karna terjadi kenaikan.
Untuk tahun 2011, mengalami kenaikan yang cukup baik. Total Debt To
Total Asset pada tahun’ 2011 mengalami kenaikan sebesar 6,96% dari tahun lalu,
dan untuk Total Debt To Total Equity pada tahun’ 2011 mengalami kenaikan
sebesar 12,62% dari tahun lalu. Bila dapat dilihat kembali dari ratio
Solvabilitas maka dapat dikatakan bahwa PT. ANEKA TAMBANG Tbk mengalami
kenaikan dalam memenuhi aktiva perusahaan yang didanai oleh utang karna terjadi
kenaikan dari tahun sebelumnya,maka perusahaan dapat dikatakan tidak sehat
karna terjadi kenaikan.
Untuk tahun 2012, mengalami kenaikan yang cukup baik. Total Debt To
Total Asset pada tahun’ 2012 mengalami kenaikan sebesar 5,84% dari tahun lalu,
dan untuk Total Debt To Total Equity pada tahun’ 2012 mengalami kenaikan
sebesar 12,47% dari tahun lalu. Bila dapat dilihat kembali dari ratio
Solvabilitas maka dapat dikatakan bahwa PT. ANEKA TAMBANG Tbk mengalami
kenaikan dalam memenuhi aktiva perusahaan yang didanai oleh utang karna terjadi
kenaikan dari tahun sebelumnya,maka perusahaan dapat dikatakan tidak sehat
karna terjadi kenaikan.
Analisa Profitabilitas PT. ANEKA TAMBANG Tbk tahun 2010 dinilai baik.
Return on Asset (ROA) tahun’ 2010 mengalami kenaikan sebesar 10,57%
dibandingkan pada tahun lalu , ini disebabkan naiknya laba bersih sebelum pajak
sebesar Rp 1.488.605.942 dan pada total aktiva juga mengalami kenaikan sebesar
Rp 2.370.735.661 kenaikan ini dikatakan baik. Gross Profit Margin mengalami kenaikan
sebesar 16,66% dari tahun lalu disebabkan naiknya laba bersih sebelum bunga dan
pajak dan juga naiknya penjualan bersih.Net Profit Margin mengalami kenaikan
sebesar 17,04% dari tahun lalu,karna naiknya laba bersih sebelum pajak dan juga
naiknya penjualan. Dan pada Return on Equity (ROE) mengalami kenaikan sebesar
10,15% dari tahun sebelumnya karna naiknya laba bersih setelah pajak dan juga
naiknya total equity. Dari keempat ratio ini dapat dikatakan bahwa perusahaan
dalam keadaan meningkat, karena kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
sebelum periode tertentu antara tahun’ 2009 sampai tahun’ 2010 mengalami laba
yaitu laba operasi, laba sebelum pajak dan laba bersih setelah pajak mengalami
kenaikan,maka perusahaan dapat dikatakan sehat.
Untuk tahun 2011 dinilai kurang baik. Return on Asset (ROA) tahun’ 2011
mengalami penurunan sebesar 1,56% dibandingkan pada tahun lalu. Gross Profit
Margin mengalami penurunan sebesar 1,28% dari tahun lalu.Net Profit Margin
mengalami penurunan sebesar 1,15% dari tahun lalu. Dan pada Return on Equity
(ROE) mengalami kenaikan sebesar 0,30% dari tahun sebelumnya. Dari keempat
ratio ini dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam keadaan menurun, karena
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sebelum periode tertentu antara
tahun’ 2010 sampai tahun’ 2011 mengalami rugi yaitu laba operasi, dan laba
sebelum pajak mengalami penurunan,maka perusahaan dapat dikatakan tidak sehat.
Untuk tahun 2012 dinilai baik. Return on Asset (ROA) tahun’ 2012
mengalami kenaikan sebesar 2,87% dibandingkan pada tahun lalu. Gross Profit
Margin mengalami kenaikan sebesar 14,6% dari tahun lalu.Net Profit Margin
mengalami kenaikan sebesar 12,45% dari tahun lalu. Dan pada Return on Equity
(ROE) mengalami kenaikan sebesar 5,42% dari tahun sebelumnya. Dari keempat
ratio ini dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam keadaan meningkat, karena
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sebelum periode tertentu antara
tahun’ 2011 sampai tahun’ 2012 mengalami laba yaitu laba operasi, laba sebelum pajak
dan laba bersih setelah pajak mengalami kenaikan,maka perusahaan dapat
dikatakan sehat.
Analisis EVA PT. ANEKA TAMBANG Tbk pada tahun’ 2010 sampai dengan tahun’
2012. Pada tahun 2010 kinerja keuangan perusahaan dengan metode EVA nampak
bahwa jumlah EVA sebesar Rp 135.545.624.926, dengan itu kinerja keuangan
perusahaan dapat dikatakan baik.
Untuk tahun 2011 kinerja keuangan
perusahaan dengan metode EVA nampak bahwa jumlah EVA sebesar Rp 139.104.753.466, dengan itu kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan baik.
Untuk tahun 2012 kinerja keuangan
perusahaan dengan metode EVA nampak bahwa jumlah EVA sebesar Rp 187.395.274.893, dengan itu kinerja keuangan
perusahaan dapat dikatakan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar