Selasa, 20 Mei 2014

adit 4



BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Perusahaan
1.      Sejarah PT Antam, Tbk
      Perusahaan Perseroan (Persero) PT Aneka Tambang Tbk (“Perusahaan”) didirikan pada tanggal 5 Juli 1968 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1968, dengan nama “Perusahaan Negara (PN) Aneka Tambang”, dan diumumkan dalam tambahan No. 36, Berita Negara No. 56, tanggal 5 Juli 1968. Pada saat pembentukannya, ANTAM merupakan penggabungan dari Tujuh perusahaan negara yaitu :
a.       BPU Perusahaan-perusahaan Tambang Umum Negara – Jakarta.
b.      PN Tambang Emas Cikotok – Banten Selatan
c.       PN Pertambangan Bauksit Kijang – Pulau Bintan
d.      PN Logam Mulia – Jakarta.
e.       PT (Negara) Pertambangan Nikel Indonesia – Sulawesi Tenggara.
f.       Proyek Pertambangan Intan Martaputra – Kalimantan Selatan.
g.      Proyek Emas Logas - Pekanbaru, Riau.
      Pada tanggal 14 Juni 1974, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1974, status perusahaan diubah dari perusahaan negara menjadi perusahaan negara perseroan terbatas (“perusahaan perseroan”) dan sejak itu dikenal sebagai “Perusahaan Perseroan (Persero) Aneka Tambang”. Dalam perkembangan selanjutnya, ANTAM memperluas operasinya dengan tambahan Tiga unit pertambangan lainnya dan Satu unit eksplorasi. Pertambangan Pasir Besi Cilacap memulai operasinya pada tanggal 10 Juni 1971, sedangkan pertambangan nikel Gebe dimulai pada tahun 1979. Kegiatan eksplorasi emas di Pongkor dimulai pada tahun 1988 dan mulai berproduksi pada tahun 1994. karena meningkatnya aktivitas eksplorasi, ANTAM memutuskan untuk membentuk unit Geologi didirikan pada tanggal 29 Februari 1980 yang melaksanakan kegiatan eksplorasi. Sejak tahun 1980, aktivitas unit Geologi telah menjangkau hampir seluruh wilayah Indonesia dan menghasilkan data eksplorasi yang sangat berharga untuk ANTAM.
      Pada saat ini ANTAM memiliki Tujuh unit operasi, yaitu :
a.       Unit Pertambangan Bauksit Kijang – Kijang, Riau.
b.      Unit Pertambangan Nikel Pomalaa – Pomalaa, Sulawesi Tenggara.
c.       Unit Pertambangan Nikel Gebe – P.Gebe, Maluku.
d.      Unit Pertambangan Emas Pongkor – Pongkor, Jawa Barat.
e.       Unit Pertambangan Pasir Besi Cilacap – Cilacap, Jawa Tengah.
f.       Unit Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia – Jakarta, DKI.
g.      Unit Geologi – Jakarta, DKI. 
      Kantor pusat perusahaan berlokasi di Gedung Aneka Tambang Jl. Letjen T.B. Simatupang No. 1, Lingkar Selatan, Tanjung Barat, Jakarta, Indonesia. Disamping itu, perusahaan juga memiliki Kantor Perwakilan Makassar yang berada di Jalan DR.Ratulangi No. 60, yang membantu pembelian persediaan barang dan pendistribusian produk Nikel.

2.   Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi Perusahaan
      Adapun visi Antam 2020 adalah ”Menjadi korporasi global berbasis pertambangan dengan pertumbuhan sehat dan standar kelas dunia.”
Arti Visi Antam :
1)      Global
      Menerapkan praktik manajemen bisnis bertaraf internasional serta meningkatkan skala usaha dan/atau memperluas wilayah operasi ke luar negeri untuk menjadi pelaku bisnis kelas dunia.
2)      Berbasis Pertambangan
      Berbasis sumber daya mineral dan batu bara dengan diversifikasi dan integrasi terkait dalam bisnis pertambangan.
3)      Pertumbuhan sehat
      Pertumbuhan berkesinambungan di atas rata-rata industri pertambangan.
4)      standart kelas dunia
      kemampuan dan budaya berorganisasi berkinerja tinggi dan penerapan praktik-praktik terbaik kelas dunia.
b.  Misi Perusahaan 
      Adapun misi Antam adalah :
1)      Membangun dan menerapkan praktik-praktik terbaik kelas dunia untuk menjadikan Antam sebagai pemain global.
2)      Menciptakan keunggulan operasional berbasis biaya rendah dan teknologi tepat guna dengan mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan hidup.
3)      Mengolah cadangan yang ada dan yang baru untuk meningkatkan keunggulan kompetitif.
4)      Mendorong pertumbuhan yang sehat dengan mengembangkan bisnis berbasis pertambangan, diversifikasi dan integrasi selektif untuk memaksimalkan nilai pemegang saham.
5)      Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan pegawai serta mengembangkan budaya organisasi berkinerja tinggi.
6)      Berpartisipasi meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama di sekitar wilayah operasi, khususnya pendidikan dan pemberdayaan ekonomi.

3.      STRUKTUR ORGSNISASI PERUSAHAAN
      Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan yang optimal dengan menggunakan segala sumberdaya atau resources yang tersedia dalam perusahaan, salah satu dari sumber daya tersebut adalah sumber daya manusia (man power) yang harus bekerja sama dalam satu wadah organisasi dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan yang telah direncanakan. Maka dalam hal ini perusahaan diperlukan Struktur Organisasi. Karena perusahaan sebagai suatu jaringan antara beberapa fungsi, maka untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik dari setiap personil harus terdapat adanya pembagian tugas dan wewenang serta tanggung jawab yang jelas.
      Demikian pula halnya dengan perusahaan industri PT. Aneka Tambang yang merupakan salah satu unit produksi nikel. Dalam melaksanakan kegiatannya dipimpin oleh seorang Kuasa Direksi yang bertanggung jawab langsung pada Dewan Direksi yang berkedudukan di Jakarta, dan dibantu oleh tiga orang Asisten Kuasa Direksi, yakni Asisten Kuasa Direksi Bidang Operasi, Asisten Kuasa Direksi Bidang Keuangan, Asisten Kuasa Direksi Bidang SDM. Hal ini sesuai dengan Keputusan Direksi PT Antam Tbk Nomor: 153.K/DAT/2007, yang tertanggal 1 Agustus 2007. Sebagaimana yang diperlihatkan dalam Gambar 4.2 pada halaman berikut.












Gambar 4.2
STRUKTUR ORGANISASI
Unduh: Struktur Organisasi 2012

            Berdasarkan struktur organisasi dapat dijelaskan uraian tugas masing-masing diatas:
a.       Senior Vice President
1)      Mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi tugas koorporasi dan unit bisnis, agar seluruh kegiatan berjalan sesuai dengan visi, misi, sasaran usaha, strategi, kebijakan dan program kerja yang ditetapkan.
2)      Menyelaraskan seluruh inisiatif-inisiatif internal perusahaan, serta memastikan terjadinya peningkatan kemampuan bersaing perusahaan.
3)      Mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi internalisasi prinsip-prinsip GCG dan standar etika secara konsisten dalam perusahaan.
4)      Memastikan informasi yang terkait dengan korporasi selalu tersedia bila diperlukan oleh komisaris.
b.      Deputi Senior Vice President of Operation
1)      Mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan tugas operasional bidang produksi, pemasaran, keselamatan kerja, lingkungan, pemeliharaan dan rekayasa, penutupan tambang, serta kantor-kantor perwakilan di luar negeri.
2)      Mengembangkan program efisiensi dan manajemen mutu serta memastikan dilaksanakannya secara konsisten di lingkungan unit-unit kerja.
3)      Memastikan informasi yang terkait dengan unit kerjanya selalu tersedia untuk komisaris.

c.       Deputi Senior Vice President of Financial
1)      Mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan tugasoperasional bidang kebendaharaan, pendanaan, akuntansi, anggaran serta teknologi informasi.
2)      Merencanakan, mencari dan memastikan penyediaan dana untuk pengembangan perusahaan sesuai dengan rencana strategis perusahaan.
3)      Memastikan informasi yang terkait dengan unit kerjanya selalu tersedia untuk komisaris.
d.      Deputi Senior Vice President of Human Resources and`General Affairs
1)      Mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan tugas operasional bidang organisasi, SDM, pendidikan dan pelatihan, kesehatan, pelayanan umum serta pengembangan kemasyarakatan.
2)      Mengembangkan hubungan baik dengan kalangan pemerintah, segenap pihak luar dan stakeholders lainnya serta memastikan terselenggaranya kegiatan tanggung jawab social perusahaan secara efektif dan tepat guna.
3)      Memastikan informasi yang terkait dengan unit kerjanya selalu tersedia untuk komisaris.
e.       Deputi Senior vice President of Development
1)      Mengkoordinasikan, memonitor dan mengevaluasi penyusunan dan pelaksanaan rencana jangka panjang perusahaan (RJPP).
2)      Mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan tugas operasional di bidang pertumbuhan perusahaan.
3)      Mengembangkan hubungan baik dengan mitra strategis serta mencari dan menangkap peluang bisnis baru.
4)      Memastikan informasi yang terkait dengan unit kerjanya selalu tersedia untuk komisaris.
B. Analisa Data
1. Penyajian Laporan Keuangan PT ANEKA TAMBANG TBK.
      Dalam menganalisa laporan keuangan dengan rasio dan EVA , penulis mengambil angka-angka laporan keuangan perusahaan tahun 2009-2012, sebagai dasar perbandingan angka-angka rasio dan EVA tersebut, dibuat tabel-tabel analisa rasio dan EVA sedangkan untuk mempresentasikannya, rasio-rasio yang digunakan adalah rasio Likuiditas, rasio Solvabilitas dan rasio Profitabilitas sedangkan untuk EVA akan di hitung dengan beberapa tahap mulai dari perhitungan biaya modal utang, biaya modal sendiri, analisis WACC, analisis ROIC, hingga perhitungan EVA.
      Analisa laporan keuangan diperlukan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada pada perusahaan tersebut, sedangkan bagi pihak intern informasi analisa rasio keuangan digunakan untuk memberikan gambaran tentang keadaan keuangan perusahaan jika ingin menginvestasikan dananya atau mengamankan dana yang telah ditanamkan pada perusahaan tersebut.
      Analisa rasio dan EVA terhadap PT. ANEKA TAMBANG Tbk akan bersumber dari laporan keuangan tahunan PT. ANEKA TAMBANG Tbk tahun 2009-2012 berupa Neraca dan Laporan Laba Rugi, secara lengkap tersaji sebagai berikut :
Tabel 4.1
PT ANEKA TAMBANG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN
Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2009 dan 2010
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Uraian
2009
2010
Penjualan Bersih
Harga Pokok Penjualan
8.771.370.255
(7.513.371.858)
8.744.300.219
(5.807.220.162)
Laba Kotor
1.197.998.397
2.937.080.057
Beban Usaha
Umum dan administrasi
Penjualan dan pemasaran
Eksplorasi
Jumlah Beban Usaha

(468.182.753)
(77.877.295)
(64.417.244)

(756.993.203)
(104.269.787)
(129.281.024)
(610.477.292)
(990.544.014)
Laba Usaha
587.521.105
1.946.536.043
Penghasilan (Beban) Lain-lain
Dividen
Penghasilan bunga
Penghasilan denda dan klaim
Beban keuangan – bersih
Beban bunga
Lain-lain – bersih
Penghasilan Lain-lain – Bersih Bagian rugi bersih perusahaan asosiasi

227.134.120
151.196.066
119.126.316
(287.086.019)
(47.049.683)
34.947.085

366.026.427
58.315.889
-
(122.740.175)
(12.651.557)
38.893.815
198.267.885
327.844.399

(1.771.248)

(1.756.758)
Laba (Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan

784.017.742

2.272.623.684
Beban (Manfaat) Pajak Penghasilan
Kini
Tangguhan
Beban Pajak Penghasilan - Bersih
Laba Sebelum Hak Minoritas Atas Rugi/Laba Bersih Anak Perusahaan Yang Dikonsolidasi


Hak Minoritas Atas Rugi(Laba) Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan


157.054.718
31.732.124


656.708.882
(59.009.609)
188.786.842
597.699.273


595.230.900


9.076.188


1.674.924.411


8.475.581


LABA (rugi) BERSIH setelah pajak
604.307.088
1.683.399.992



Tabel 4.2
PT ANEKA TAMBANG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASIAN
Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2009 dan 2010
 (Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Uraian
2009
2010
Aktiva
Aktiva lancar
Kas dan setara kas
Piutang usaha-pihak ketiga
Piutang lain-lain
Persediaan
Pajak dibayar dimuka
Biaya dibayar dimuka
Aktiva lancar lain-lain


2.773.582.727
818.097.073
212.837.602
1.170.505.411
163.372.533
44.049.314
130.701.574


4.308.242.737
1.579.883.859
113.433.988
1.229.283.112
211.824.795
40.205.738
110.756.197
Jumlah aktiva lancar
5.313.146.234
7.593.630.426
Aktiva tidak lancar
Kas yang dibatasi penggunaannya
Investasi dalam saham bersih
Aset tetap
Biaya eksplorasi
Biaya tangguhan
Taksiran tagihan pajakpenghasilan
Goodwill – bersih
Aktiva pajak tangguhan – bersih
Biaya pengelolaan dan reklamasi
Aktiva tidak lancar lainnya

123.700.783
73.506.059
2.890.601.952
780.712.101
28.695.283
281.438.187
80.964.126
348.539.106
2.033.435
16.659.172

95.711.618
164.595.567
2.952.396.841
913.438.233
31.684.644
20.006.927
89.766.189
407.752.089
1.625.968
40.123.597
Jumlah Aktiva Tidak Lancar
4.626.850.204
4.717.101.673
Jumlah Aktiva
9.939.996.438
12.310.732.099
Kewajiban dan Ekuitas
Kewajiban Lancar
Hutang usaha Pihak ketiga
Hutang Usaha  yang punya hub istimewa
Biaya masih harus dibayar
Hutang pajak
Uang Muka Pelanggan
Pinjaman investasi
Penyisihan untuk pengelolaan dan reklamasi
Hutang lain-lain

155.577.968
2.932.320

227.432.287
16.425.379
20.697.369
239.700.000
18.479.675

66.286.098

247.912.405
16.744.722

420.448.898
412.061.288
61.506.413
768.730.500
24.791.187

36.875.899
Jumlah Kewajiban Lancar
747.531.096
1.989.071.312
Kewajiban Tidak Lancar
Penyisihan untuk pengelolaan dan reklamasi
Uang Muka Pelanggan
Pinjaman investasi
Hutang kepada pihak yang mempunyai hub istimewa
Kewajiban pensiun
Kewajiban tidak lancar Lainnya


157.623.126
13.744.978
239.700.000
31.333.344

555.519.304
2.675.571


200.855.561
-
-
23.934.291

493.399.406
2.636.231
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
1.000.596.323
720.825.489
Hak Minoritas
42.929.529
20.737.073
Jumlah Kewajiban
1.791.056.948
2.730.633.874
EKUITAS
Modal saham
Tambahan modal disetor – bersih
Selisih kurs karena penjabaran
 laporan keuangan
Selisih transaksi
Saldo laba Yang telah ditentukan
 Penggunaannya
Saldo laba Yang belum ditentukan Penggunaannya
Saham diperoleh kembali

953.845.975
2.526.309

93.344.910

21.334.633
6.487.015.718

604.307.088

(13.435.143)

953.845.975
2.526.309

106.998.772

21.334.633
6.825.427.687

1.683.399.992

(13.435.143)
Jumlah Ekuitas
8.148.939.490
9.580.098.225
Jumlah Kewajiban Dan Ekuitas
9.939.996.438
12.310.732.099







Tabel 4.3
PT ANEKA TAMBANG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN
Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2012
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Uraian
2011
2012
Penjualan Bersih
Harga Pokok Penjualan
10.346.433.404
(7.318.735.236)
10.449.885.512
(8.427.157.554)
Laba Kotor
3.027.698.166
2.022.727.958
Beban Usaha
Umum dan administrasi
Penjualan dan pemasaran
Eksplorasi
Jumlah Beban Usaha

(783.757.736)
(133.786.186)
(97.275.819)

(857.209.800)
(179.218.327)
(90.435.775)
(1.014.819.741)
(1.126.863.902)
Laba Usaha
2.012.878.425
895.864.056
Penghasilan (Beban) Lain-lain
Keuntungan atas penyesuaian
 nilai wajar
Dividen
Laba (rugi) Gain (loss)
 selisih kurs - bersih
Penghasilan bunga
Bagian rugi bersih perusahaan asosiasi
Pemulihan atas penurunan nilai properti pertambangan dan aset eksplorasi dan evaluasi
Pemulihan atas penurunan nilai aset tetap
Beban bunga
Lain-lain – bersih
Penghasilan Lain-lain – Bersih


-
354.577.292
(64.560.639)

74.152.626
(26.152.056)

42.774.932


19.346.842

(22.723.138)
178.487.101


2.484.007.689
375.434.214
176.306.896

166.069.157
115.099.172

24.262.724


10.973.882

(234.500.820)
(118.021.909)
555.902.960
2.999.631.005
Laba (Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan
2.568.781.385

3.895.495.061
Beban Pajak Penghasilan
Kini
Tangguhan
Beban Pajak Penghasilan - Bersih
Laba Tahun Berjalan
Pendapatan Other Komprehensif Lain

Selisih kurs karena penjabaran
 laporan keuangan

604.445.009
36.444.378

270.775.997
631.603.333
640.889.387
902.379.330
1.927.891.998



(3.152.584)
2.993.115.731



(4.091.142)
JUMLAH PENDAPATAN TOTAL KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
1.924.739.414
2.989.024.589
LABA TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik entitas induk
Kepentingan non-pengendali



1.927.889.549
2.449



2.993.114.982
749

1.927.891.998
2.993.115.731
JUMLAH TOTAL
PENDAPATAN KOMPREHENSIF
TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik entitas induk
Kepentingan non-pengendali






1.924.736.965
2.449






2.989.023.840
749
LABA (rugi) BERSIH setelah pajak
1.924.739.414
2.989.023.091

Tabel 4.4
PT ANEKA TAMBANG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASIAN
Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2012
 (Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Uraian
2011
2012
Aktiva
Aktiva lancar
Kas dan setara kas
Piutang usaha-pihak ketiga
Piutang usaha pihak berelasi
Piutang lain-lain
Persediaan
Pajak dibayar dimuka
Biaya dibayar dimuka
Aktiva lancar lain-lain


5.639.678.574
1.246.689.022
653.598
100.077.874
1.687.897.283
271.282.017
55.390.665
106.350.741


3.868.574.769
1.721.967.385
458.981
124.491.614
1.449.967.933
329.114.459
50.518.253
101.757.802
Jumlah aktiva lancar
9.108.019.774
7.646.851.196
Aktiva tidak lancar
Kas yang dibatasi penggunaannya
Investasi pada aset keuangan
 tersedia untuk dijual
Investasi pada entitas asosiasi
Investasi pada entitas pengendalian bersama
Aset tetap
Properti pertambangan
Aset eksplorasi dan evaluasi
Biaya tangguhan
Taksiran tagihan pajak penghasilan
Goodwill
Aktiva pajak tangguhan
Biaya pengelolaan dan reklamasi
Aktiva tidak lancar lainnya

82.576.346

35.668.299

173.259.737
1.035.900.790

2.980.742.742
428.425.654
713.782.922
47.758.925
2.362.779

185.373.972
371.457.104
1.218.501
34.687.532

74.878.179

-

3.956.042.901
1.154.405.032

4.663.449.270
666.238.614
754.404.102
31.587.451
476.176.602

185.373.972
36.211.700
1.047.905
61.874.022
Jumlah Aktiva Tidak Lancar
6.093.215.303
12.061.689.750
Jumlah Aktiva
15.201.235.077
19.708.540.946
Kewajiban dan Ekuitas
Kewajiban Lancar
Hutang usaha Pihak ketiga
Hutang usaha pihak berelasi
Biaya masih harus dibayar
Liabilitas imbalan karyawan jangka pendek
Hutang pajak
Uang muka pelanggan
Pinjaman bank jangka pendek
Bagian kewajiban jangka panjang
Hutang lain-lain

250.646.342
6.948.220
244.796.126
134.786.152

87.685.073
67.439.756
8.000.000
22.697.741

23.447.119

378.228.386
38.725.066
414.007.012
123.170.868

150.007.865
189.619.579
1.663.900.000
45.990.788

37.756.594
Jumlah Kewajiban Lancar
846.446.529
3.041.406.158
Kewajiban Tidak Lancar
Kewajiban jangka panjang
Utang obligasi
Kewajiban pensiun
Kewajiban pajak tangguhan
Kewajiban tidak lancar Lainnya

199.780.915
2.992.235.852
387.787.231
-
2.941.000

205.728.522
2.992.843.970
336.835.010
296.357.929
3.053.301
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
3.582.744.998
3.834.818.732
Jumlah Kewajiban
4.429.191.527
6.876.224.890
EKUITAS
Modal saham
Tambahan modal disetor – bersih
Selisih kurs karena penjabaran
 laporan keuangan
Selisih transaksi
Saldo laba Yang telah ditentukan
 Penggunaannya
Saldo laba Yang belum ditentukan
 Penggunaannya
Saham diperoleh kembali

953.845.975
2.526.309

107.291.412

21.334.633
7.768.131.683

1.932.339.270


 (13.435.143)

953.845.975
8.370.273

103.200.270

21.334.633
8.751.355.353

2.997.564.703


(3.377.511)
Jumlah Ekuitas yang Dapat
 Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk
KEPENTINGAN NON-
PENGENDALI
10.772.034.139


9.411
12.832.293.696


22.360
Jumlah Ekuitas
10.772.043.550
12.832.316.056
Jumlah Kewajiban Dan Ekuitas
15.201.235.077
19.708.540.946

      Berdasarkan laporan keuangan PT. ANEKA TAMBANG Tbk diatas maka kita dapat membuat analisa rasio dan EVA terhadap laporan keuangan PT. ANEKA TAMBANG Tbk. Semua perhitungan yang membentuk rasio-rasio laporan keuangan perusaaan ini dapat dilihat pada perhitungan Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Profittabilitas, serta perhitungan EVA.
2. Perhitungan Analisis Laporan keuangan PT ANTAM Tbk.
      Pada perhitungan Analisis Laporan Keuangan PT ANTAM Tbk dilakukan dengan mengambil data dari sumber Laporan Laba Rugi Konsolidasi dan Neraca Konsolidasi yang berakhir pada 31 Desember 2009 sampai dengan tahun 2012, pada perusahaan PT ANTAM Tbk yang bergerak dibidang pertambangan.

      a)            Ratio Likuiditas
      Perhitungan Ratio Likuiditas digunakan untuk membayar kewajiban-kewajiban yang segera harus dipenuhi adalah hutang jangka pendek. Perhitungan likuiditas data yang diambil dari Neraca Konsolidasi yang berakhir 31 Desember 2009 sampai dengan 2012 pada perusahaan PT ANTAM tbk.
i)       
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
 
Current Ratio :
Current Ratio         =                              x 100%


5.313.146.234 747.531.096
 
 
Current ratio’2009 =                                 x100%

                                =  710,76%
7.593.630.426 1.989.071.312
 
      Pada current ratio’2009 aktiva lancar terhadap hutang lancar sebesar 710,76% yang berarti setiap satu rupiah hutang lancar dijamin oleh 7,1076 rupiah aktiva lancar.
Current ratio’2010 =                              x100%

                                      =   381,77%
      Untuk pada tahun’2010 current ratio posisi keuangan perusahaan adalah persentase aktiva lancar terhadap hutang lancar sebesar 381,77% yang berarti setiap satu rupiah hutang lancar dijamin 3,8177 rupiah aktiva lancar.
9.108.019.774 846.446.529
 
Current ratio’2011 =                             x100%

                                =   1076,03%
7.646.851.196 3.041.406.158
 
      Untuk pada tahun’2011 current ratio posisi keuangan perusahaan adalah persentase aktiva lancar terhadap hutang lancar sebesar 1076,03% yang berarti setiap satu rupiah hutang lancar dijamin 10,7603 rupiah aktiva lancar.
Current ratio’2012 =                              x100%

                                =  251,42%
      Sedangkan pada tahun’2012 current ratio posisi keuangan perusahaan adalah persentase aktiva lancar terhadap hutang lancar sebesar 251,42% yang berarti setiap satu rupiah hutang lancar dijamin 2,5142 rupiah aktiva lancar.
ii)      Quick Ratio
Aktiva Lancar - Persediaan
         Hutang Lancar
 
Quick Ratio          =                                        x 100%         


5.313.146.234 - 1.170.505.411
747.531.096
 
 
Quick Ratio’2009 =                                                                   x 100%   

                              =   554,18%
7.593.630.426 - 1.229.283.112
1.989.071.312
 
      Berdasarkan perhitungan pada tahun’2009 Quick Ratio sebesar 554,18% yang menggambarkan setiap rupiah hutang lancar dapat dijamin dengan 5,5418 rupiah aktiva lancar.
Quick Ratio’2010 =                                                                x 100%      

                              =   319,97%
9.108.019.774 - 1.687.897.283
846.446.529
 
      Untuk pada tahun’ 2010 Quick Ratio berarti setiap satu rupiah hutang lancar perusahaan hanya dapat menjamin 3,1997 rupiah dari aktiva lancar.
Quick Ratio’2011 =                                                                   x 100%   

                             =   876,62%
      Untuk pada tahun’ 2011 Quick Ratio berarti setiap satu rupiah hutang lancar perusahaan hanya dapat menjamin 8,7662 rupiah dari aktiva lancar.


7.646.851.196 - 1.449.967.933
3.041.406.158
 
Quick Ratio’2012 =                                                                   x 100%   

                                   =   203,75%
      Sedangkan pada tahun’ 2012 Quick Ratio berarti setiap satu rupiah hutang lancar perusahaan hanya dapat menjamin 2,0375 rupiah dari aktiva lancar.

      b)            Rasio Solvabilitas
i)        Total Debt to Total Asset Ratio
Total Hutang
Total Aktiva
 
Debt to Asset Ratio            =                                 x 100%


1.791.056.948  9.939.996.438
 
 
Debt to Asset Ratio ’ 2009 =                                 x 100%

                                           =   18,02%
      Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa Total Debt to Total Asset Ratio pada tahun’ 2009 sebesar 18,02% yang berarti 0,1802 rupiah dari setiap asset menjamin satu rupiah hutang.


2.730.633.874 12.310.732.099
 
 
Debt to Asset Ratio ’ 2010 =                                 x 100%

                                           =   22,18%
      Untuk pada tahun’ 2010 Total Debt to Total Asset Ratio yaitu sebesar 22,18% yang berarti 0,2218 rupiah dari setiap asset menjamin satu rupiah hutang.


4.429.191.527 15.201.235.077
 
 
Debt to Asset Ratio ’ 2011  =                                x 100%

                                            =   29,14%
      Untuk pada tahun’ 2011 Total Debt to Total Asset Ratio yaitu sebesar 29,14% yang berarti 0,2914 rupiah dari setiap asset menjamin satu rupiah hutang.


6.876.224.890 19.708.540.946
 
 
Debt to Asset Ratio ’ 2012 =                                 x 100%

                                           =   34,89%
      Sedangkan pada tahun’ 2012 Total Debt to Total Asset Ratio yaitu sebesar 34,89% yang berarti 0,3489 rupiah dari setiap asset menjamin satu rupiah hutang.
ii)       Total Debt To Equity Ratio
Total Hutang
Total Modal
 
Debt to Equity Ratio =                            x 100 %


1.791.056.948 8.148.939.490
 
 
Debt to Equity Ratio’ 2009  =                                         x 100 %

                                             =   21,98%
      Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa Total Debt to Equity Ratio pada tahun’ 2009 sebesar 21,98% yang berarti 0,2198 rupiah dari setiap modal sendiri menjamin satu rupiah hutang.


2.730.633.8749.580.098.225
 
 
Debt to Equity Ratio’ 2010  =                                         x 100 %

                                             =   28,50%
      Untuk pada tahun’ 2010 Total Debt To Equity Ratio yaitu sebesar 28,50% yang berarti 0,2850 rupiah dari setiap modal sendiri menjamin satu rupiah hutang..


4.429.191.527 10.772.043.550
 
 
Debt to Equity Ratio’ 2011  =                                         x 100 %

                                             =   41,12%
      Untuk pada tahun’ 2011 Total Debt To Equity Ratio yaitu sebesar 41,12% yang berarti 0,4112 rupiah dari setiap modal sendiri menjamin satu rupiah hutang.


6.876.224.890 12.832.316.056
 
 
Debt to Equity Ratio’ 2012  =                                         x 100 %

                                            =   53,59%
Sedangkan pada tahun’ 2012 Total Debt To Equity Ratio yaitu sebesar 53,59% yang berarti 0,5359 rupiah dari setiap modal sendiri menjamin satu rupiah hutang.
      c)            Rasio Profitabilitas
      Perhitungan likuiditas data yang diambil dari Laporan Laba Rugi Konsolidasi yang berakhir 31 Desember 2010 sampai dengan 2012 pada perusahaan PT ANTAM tbk.
i)       
Laba Sebelum bunga dan pajak      Penjualan

 
Gross Profit Margin =                                                   x 100 %

831.067.425 8.771.370.255

 
Gross Profit Margin’ 2009  =                                 x 100 %

                                             =   9,47%
      Berdasarkan perhitungan diatas diketahui bahwa rasio laba kotor diperusahaan sebesar 9,47% pada tahun’ 2009, Gross Profit Margin yang menerangkan setiap rupiah penjualan menghasilkan laba kotor sebesar 0,0947.


2.285.275.241 8.744.300.219

 
 
Gross Profit Margin’ 2010  =                                x 100 %

                                             =   26,13%
      Untuk pada tahun’ 2010 Gross Profit Margin sebesar 26,13% hal ini menunjukan bahwa laba kotor perusahaan yang dihasilkan 0,2613 untuk satu rupiah penjualan.


2.571.054.523 10.346.433.404

 
 
Gross Profit Margin’ 2011  =                                x 100 %

                                             =   24,85%
4.129.995.881 10.449.885.512
 
      Untuk pada tahun’ 2011 Gross Profit Margin sebesar 24,85% hal ini menunjukan bahwa laba kotor perusahaan yang dihasilkan 0,2485 untuk satu rupiah penjualan.
Gross Profit Margin’ 2012  =                                x 100 %
                                             =   39,52%
Laba Bersih Sebelum Pajak
Penjualan
 
      sedangkan pada tahun’ 2012 Gross Profit Margin sebesar 39,52% hal ini menunjukan bahwa laba kotor perusahaan yang dihasilkan 0,3952 untuk satu rupiah penjualan.
ii)      Net Profit Margin     =                                            x 100 %


784.017.742    8.771.370.255

 
 
Net Profit Margin  ’ 2009  =                                  x 100 %

                                           =   8,94%
      Berdasarkan perhitungan Net Profit Margin tahun’ 2009 dapat diketahui bahwa tingkat laba bersih perusahaan terhadap penjulan adalah 8,94% atau setiap rupiah penjualan  menghasilkan laba bersih 0,0894 rupiah.


2.272.623.684 8.744.300.219

 
 Net Profit Margin  ’ 2010  =                                 x 100 %

                                            =   25,98%
      Untuk tahun’ 2010 Net Profit Margin sebesar 25,98% yang berarti 0,2598 rupiah laba bersih dihasilkan dari setiap satu rupiah penjualan.


2.568.781.385 10.346.433.404
 
 
Net Profit Margin  ’ 2011  =                                  x 100 %

                                           =   24,83%
      Untuk tahun’ 2011 Net Profit Margin sebesar 24,83% yang berarti 0,2483 rupiah laba bersih dihasilkan dari setiap satu rupiah penjualan.

3.895.495.061 10.449.885.512

 
Net Profit Margin  ’ 2012  =                                  x 100 %

                                           =   37,28%
      Sedangkan pada tahun’ 2012 Net Profit Margin sebesar 37,28% yang berarti 0,3728 rupiah laba bersih dihasilkan dari setiap satu rupiah penjualan.


Laba Bersih Sebelum Pajak
Total Aktiva
 
 
iii)    Return On Assets      =                                            x 100 %


784.017.742                   9.939.996.438
 
 
Return On Assets  ’ 2009  =                                    x 100 %

                                          =   7,89%
2.272.623.684                12.310.732.099
 
      Berdasarkan perhitungan Return on Total Asset (ROA) tahun’ 2009 dapat diketahui bahwa tingkat laba bersih perusahaan terhadap asset 7,89% atau setiap rupiah asset menghasilkan laba bersih 0,0789 rupiah.
 Return On Assets  ’ 2010  =                                   x 100 %

                                           =   18,46%
      Untuk tahun’ 2010 Return on Total Asset (ROA) sebesar 18,48% yang berarti 0,1846 rupiah laba bersih dihasilkan dari setiap satu rupiah asset.


2.568.781.385 15.201.235.077
 
 
Return On Assets  ’ 2011  =                                    x 100 %

                                          =   16,90%
      Untuk tahun’ 2011 Return on Total Asset (ROA) sebesar 16,90% yang berarti 0,1690 rupiah laba bersih dihasilkan dari setiap satu rupiah asset.


3.895.495.061               19.708.540.946
 
 
Return On Assets  ’ 2012  =                                    x 100 %

                                          =   19,77%
      Sedangkan pada tahun’ 2012 Return on Total Asset (ROA) sebesar 19,77% yang berarti 0,1977 rupiah laba bersih dihasilkan dari setiap satu rupiah asset.

iv)   
Laba Bersih Setelah Pajak
        Total Equity
 
Return On Equity      =                                            x 100 %


604.307.088         8.148.939.490
 
 
Return On Equity  ’ 2009    =                                  x 100 %

                                            =    7,42%
Berdasarkan perhitungan Return On Equity (ROE) tahun’ 2009 dapat diketahui
bahwa tingkat laba bersih perusahaan terhadap modal sendiri 7,42% atau setiap rupiah modal sendiri menghasilkan laba bersih 0,0742 rupiah.
1.683.399.992        9.580.098.225
 
 
Return On Equity  ’ 2010    =                                  x 100 %

                                            =   17,57%
      Untuk tahun’ 2010 Return On Equity (ROE) sebesar 17,57% yang berarti 0,1757 rupiah laba bersih dihasilkan dari setiap satu rupiah modal sendiri.


1.924.739.414        10.772.043.550
 
 
Return On Equity  ’ 2011    =                                  x 100 %

                                            =   17,87%
      Untuk tahun’ 2011 Return On Equity (ROE) sebesar 17,87% yang berarti 0,1787 rupiah laba bersih dihasilkan dari setiap satu rupiah modal sendiri.


2.989.023.091        12.832.316.056
 
 
Return On Equity  ’ 2012    =                                  x 100 %

                                            =   23,29%
      Sedangkan pada tahun’ 2012 Return On Equity (ROE) sebesar 23,29% yang berarti 0,2329 rupiah keuntungan bersih dihasilkan dari setiap satu rupiah modal sendiri.
      d)            EVA
      Berdasarkan tabel 4.1 sampai dengan tabel 4.4 yakni neraca dan laporan perhitungan laba rugi khususnya pada Perusahaan Perseroan PT Aneka Tambang tbk. selama tahun 2010 s/d tahun 2012 maka terlebih dahulu akan disajikan data struktur modal yang telah ditetapkan oleh Perusahaan Perseroan PT Aneka Tambang tbk. selama tahun 2010 s/d tahun 2012 yang dapat dilihat melalui tabel 4.5 dibawah ini :
Tabel 4.5  Struktur Modal Perusahaan Perseroan PT Aneka Tambang tbk.
                 Tahun 2010 s/d Tahun 2012 (disajikan dalam ribuan rupiah)
Tahun
Struktur Modal
Modal
Sendiri
(Rp)
Proporsi Modal Sendiri (%)
Modal
Proporsi Modal Pinjaman
(%)
Total Modal
(Rp)
Pinjaman
(Rp)
2010
2011
2012
9.580.098.225
10.772.043.550
12.832.316.056
77,82
70,86
65,11
2.730.633.874
4.429.191.527
6.876.224.890
22,18
29,14
34,89
12.310.732.099
15.201.235.077
19.708.540.946
Rata-rata
71,26
Rata-rata
28,74


      Berdasarkan tabel 4.5 yakni hasil analisis struktur modal untuk 3 tahun terakhir (tahun 2010 s/d tahun 2012) maka rata-rata proporsi penggunaan modal sendiri sebesar 71,26% dan proporsi modal pinjaman sebesar 28,74%, sehingga dapatlah dikatakan bahwa Perusahaan Perseroan PT Aneka Tambang tbk dalam mengelola perusahaan lebih banyak menggunakan proporsi modal sendiri jika dibandingkan dengan proporsi modal pinjaman.
      Dengan adanya struktur modal perusahaan Perusahaan Perseroan PT Aneka Tambang tbk khususnya dalam 3 tahun terakhir (tahun 2010 s/d tahun 2012) maka dapat disajikan analisis biaya modal. Namun sebelum dilakukan analisis biaya modal, terlebih dahulu akan disajikan perhitungan biaya modal dan utang (Kd) dan biaya modal sendiri (Ke). Adapun perhitungan biaya modal dari Perusahaan Perseroan PT Aneka Tambang tbk untuk tahun 2010 s/d tahun 2012 dapat dilihat melalui perhitungan berikut ini :

i)        Perhitungan Biaya Utang (Cost of debt)
      Besarnya biaya utang (kd) untuk tahun 2009 s/d tahun 2012 dapat disajikan melalui perhitungan berikut ini :
Tahun 2010
Besarnya biaya utang (kd) untuk tahun 2010 dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Ket:
Pajak biaya utang = 15%
 
                                                       


12.651.557  720.825.489
 
Biaya utang (Kd)   =                                x 100 %    

                                =  1,76%
 Biaya utang setelah pajak = 1,76 ( 1 – 0,15) = 1,50%
Tahun 2011
Besarnya biaya utang (kd) untuk tahun 2011 dapat ditentukan sebagai  berikut :                          

22.723.138 3.582.744.998
 
 Biaya utang (Kd)   =                                    x 100 %

                                =  0,63%
 Biaya utang setelah pajak = 0,63 (1 – 0,15) = 0,53%
Tahun 2012
234.500.820 3.834.818.732
 
Besarnya biaya utang (kd) untuk tahun 2012 dapat ditentukan sebagai  berikut :              
 Biaya utang (Kd)   =                                 x 100 %

                                =  6,12%
 Biaya utang setelah pajak = 6,12 ( 1 – 0,15) = 5,20%
ii)      Perhitungan Biaya Modal Sendiri
      Berdasarkan perhitungan biaya utang (kd) maka selanjutnya akan dikemukakan perhitungan biaya modal sendiri khususnya pada Perusahaan Perseroan PT Aneka Tambang tbk selama 3 tahun terakhir (tahun 2010 s/d tahun 2012) yang dapat dilihat melalui perhitungan berikut ini :


Tahun 2010
Besarnya biaya modal sendiri (Ke) untuk tahun 2010 dapat dihitung sebagai berikut :
Laba bersih setelah pajak                  Modal
           
 
Biaya modal sendiri (Ke)    =                                                x 100%

Berdasarkan rumus tersebut di atas, biaya modal sendiri (cost of equity) dapat dihitung sebagai berikut :
1.683.399.992 9.580.098.225
 
Biaya modal sendiri (Ke)  =                            x 100 %

                                          =  17,57%
Tahun 2011
1.924.739.414 10.772.043.550
 
Perhitungan biaya modal sendiri untuk tahun 2011 dapat dihitung sebagai berikut :
Biaya modal sendiri (Ke)    =                              x 100 %

                                            =  17,87%
Tahun 2012
2.989.024.589 12.832.316.056
 
Perhitungan biaya modal sendiri untuk tahun 2012 dapat dihitung yaitu :
Biaya modal sendiri (Ke)    =                            x 100 %

                                            =  23,29%
iii)    Analisis Biaya Modal rata-rata Tertimbang (WACC)
      Berdasarkan hasil analisis biaya modal sendiri (Ke) dengan biaya utang (Kd) maka besarnya biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) dapat dilihat melalui perhitungan berikut ini :


Biaya modal rata-rata tertimbang tahun 2009
      Perhitungan besarnya biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) untuk tahun 2010 dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagaimana yang dikemukakan oleh Farah (2007:153) yaitu :
Ka  = ( Wd x Kd ) + ( We x Ke )
Dimana :
Ka  = Biaya modal rata-rata tertimbang (WACC)
Wd = Proporsi utang dalam struktur modal       
Kd  = Biaya utang setelah pajak
We = Proporsi modal sendiri dalam struktur modal
Ke  = Biaya dari dana yang didapatkan dari modal sendiri
Dari rumus tersebut di atas maka biaya modal rata-rata tertimbang dapat dihitung sebagai berikut :
Ka = (0,7782 x 0,015) + (0,2218 x 0,1757) x 100%
Ka = (0,0117+0,0390) x 100%
Ka = 3,90%
Dengan demikian maka besarnya biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) untuk tahun 2010 adalah sebesar 3,90%.
Biaya modal rata-rata tertimbang tahun 2011
      Besarnya perhitungan biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) untuk tahun 2011 dapat dihitung sebagai berikut :
Ka = (0,7086 x 0,005) + (0,2914 x 0,1787) x 100%
Ka = (0,0035+0,0521) x 100%
Ka = 5,56%
Dengan demikian maka besarnya biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) untuk tahun 2011 adalah sebesar 5,56%.
Biaya modal rata-rata tertimbang tahun 2012
      Besarnya perhitungan biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) untuk tahun 2012 dapat dihitung sebagai berikut :
Ka = (0,6511 x 0,052) + (0,3489 x 0,2329) x 100%
Ka = (0,0339+0,0813)x 100%
Ka = 11,52%
Dengan demikian maka besarnya biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) untuk tahun 2012 adalah sebesar 11,52%.
      Berdasarkan hasil perhitungan tersebut di atas, maka akan disajikan hasil perhitungan biaya modal rata-rata tertimbang untuk tahun 2010 s/d tahun 2012 yang dapat dilihat melalui tabel 4.6 berikut ini :
Tabel 4.6  Besarnya Perhitungan Biaya Modal Perusahaan Perseroan PT Aneka Tambang tbk. Tahun 2010 s/d 2012

Tahun
Biaya Utang
Biaya Modal
Biaya Modal Rata-
Setelah pajak (Kd)
(%)
Sendiri (Ke)
(%)
Rata Tertimbang (Ka)
(%)
2010
2011
2012
1,50
0,53
5,20
17,57
17,87
23,29
3,90
5,56
11,52
Rata-rata
2,41
19,58
6,99

      Berdasarkan Tabel 4.6 mengenai besarnya perhitungan biaya modal dari tahun 2010 s/d tahun 2012, nampak bahwa biaya modal dari hutang (kd) rata-rata pertahun sebesar 2,41%, biaya modal sendiri (ke) rata-rata sebesar 19,58%, dan biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) sebesar 6,99% setiap tahunnya.

iv)    Analisis Return on Investment Capital (ROIC)
Return on investment Capital (ROIC) adalah perbandingan antara NOPAT (EBIT – pajak) dengan modal yang diinvestasikan dalam pengelolaan perusahaan. sehingga dalam menentukan ROIC dapat dihitung dengan menggunakan rumus menurut (Mamduh, 2005 : 54) yaitu :
NOPAT                          Modal yang diinvestasikan
 
ROIC   =   

Sebelum dilakukan perhitungan ROIC, maka terlebih dahulu akan disajikan data NOPAT yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.7  Besarnya Tingkat Laba dari Modal yang Diinvestasikan (NOPAT)

Tahun
Laba Sebelum Bunga dan Pajak
(1)
Pajak
(2)

NOPAT
( 1- 2 )
2010
2011
2012
2.285.275.241
2.571.054.523
4.129.995.880
597.699.273
640.889.387
902.379.330
1.687.575.968
1.930.165.136
3.227.616.550
Tabel 4.7 yakni data Nopat untuk tahun 2010 s/d tahun 2012 maka dapat ditentukan sebagai berikut :     

Tahun 2010
1.687.575.968 8.508.827.679


 
Besarnya ROIC untuk tahun 2010 dapat ditentukan melalui perhitungan             berikut ini :
ROIC 10   =                                   x 100 %

                 =  19,83 %

Tahun 2011
1.930.165.136 9.700.470.953


 
Besarnya ROIC untuk tahun 2011 dapat ditentukan melalui perhitungan          berikut ini :
ROIC 11   =                               x 100 %

                 =  19,90 %
Tahun 2012
3.227.616.550 11.748.920.056

 
Besarnya ROIC untuk tahun 2012 dapat ditentukan melalui perhitungan berikut ini :
ROIC 12   =                                       x 100 %

                       =  27,47 %
Berdasarkan hasil perhitungan ROIC, maka besarnya selisih antara ROIC dengan WACC dari tahun 2010 s/d tahun 2012 dapat dilihat melalui tabel berikut ini :




Tabel 4.8  Besarnya ROIC dan WACC Tahun 2010 s/d 2012

Tahun
ROIC (%)
WACC (%)
Selisih (%)
2010
2011
2012
19,83
19,90
27,47
3,90
5,56
11,52
15,93
14,34
15,95

      Berdasarkan hasil perbandingan antara ROIC dan WACC khususnya dalam lima tahun terakhir (tahun 2010 s/d tahun 2012) maka akan disajikan nilai tambah ekonomis (EVA) yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang dikutip dari Mamduh ( 2005 : 54)
EVA  = Modal yang diinvestasikan x (ROIC – WACC)
Berdasarkan rumus tersebut di atas, selanjutnya akan disajikan perhitungan nilai tambah ekonomi yang dapat dilihat melalui perhitungan berikut ini :
Tahun 2010
Besarnya nilai EVA untuk tahun 2010 dapat dihitung sebagai berikut :
EVA 10 = Rp.8.508.827.679 x (19,83% – 3,90%)
             = Rp.8.508.827.679 x 15,93%
             = Rp.135.545.624.926,-
Tahun 2011
Besarnya nilai EVA untuk tahun 2011 dapat dihitung sebagai berikut :
EVA 11 = Rp.9.700.470.953 x (19,90% – 5,56%)
             = Rp.9.700.470.953 x 14,34%
             = Rp.139.104.753.466,-


Tahun 2012
Besarnya nilai EVA untuk tahun 2012 dapat dihitung sebagai berikut :
EVA 12 = Rp.11.748.920.056 x (2747% – 11,52%)
             = Rp.11.748.920.056 x 15,95%
             = Rp.187.395.274.893,-
3. Analisis Data Pada Perusahaan PT ANTAM Tbk.
      Dari semua perhitungan diatas, maka dapat dimasukkan kedalam tabel perbandingan angka rasio setiap tahunnya.
Tabel 4.9 perbandingan angka rasio setiap tahun (tahun 2009-2012)
Rasio
2009
2010
2011
2012
Kenaikan/ Penurunan
2010
2011
2012
A.Likuiditas
   1.Current Ratio
   2.Quick Ratio

710,76%
554,18%

381,77%
319,97%

1076,03%
876,61%

251,42%
203,75%

(328,99%)
(234,21%)

694,26%
556,64%

(824,61%)
(672,86%)
B.Solvabilitas
   1.Total Debt to Total Asset Ratio
   2.Total Debt to Total Equity Ratio

18,02%

21,98%

22,18%

28,50%

29,14%

41,12%

34,98%

53,59%

4,16%

6,52%


6,96%

12,62%


5,84%

12,47%

C.Rasio Profitabilitas
   1. Gross Profit Margin
   2. Net Profit Margin  
   3. Return On Assets 
   4. Return On Equity 

9,47%
8,94%
7,89%
7,42%

26,13%

25,98%

18,46%

17,57%

24,85%
24,83%
16,90%
17,87%

39,52%
37,28%
19,77%
23,29%

16,66%
17,04%
10,57%
10,15%

(1,28%)
(1,15%)
(1,56%)
0,30%

14,67%
12,45%
2,87%
5,42%

Dari hasil perhitungan tersebut di atas, maka akan disajikan melalui tabel berikut ini :
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Kinerja Keuangan dengan Metode EVA Tahun 2010 s/d Tahun 2012 (disajikan dalam ribuan rupiah)
Tahun
ROIC
(%)
WACC
(%)
Kinerja Keuangan
Dengan Metode EVA
(Rp)
2010
2011
2012
19,83
19,90
27,47
3,90
5,56
11,52
135.545.624.926,-
139.104.753.466,-
187.395.274.893,-
4.      Analisis Rasio dan EVA Pada Perusahaan PT ANTAM Tbk
      Berdasarkan Perhitungan ratio dan EVA yang telah dijelaskan sebelumnya dapat diambil suatu  analisa sebagai berikut :
      Analisa Likuiditas PT. ANEKA TAMBANG Tbk pada tahun’ 2010 sampai dengan tahun’ 2012 dengan Current Ratio dapat dinilai tahun’ 2010 mengalami penurunan 328,99% dari tahun lalu. Hal ini diakibatkan karena kenaikan pada Hutang Lancar sebesar Rp 1.241.540.216 sedangkan Aktiva Lancar hanya mengalami kenaikan sebesar Rp 2.280.484.192 ini menyebabkan ratio mengalami penurunan. Jika Quick Ratio mengalami penurunan sebesar 234,21% dari tahun lalu dikarenakan persediaan dan Aktiva lancar pada tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar Rp 2.280.484.192 untuk aktiva lancar dan Rp 58.777.701 sedangkan hutang lancar mengalami kenaikan pada tahun 2010 sebesar               Rp 1.241.540.216 yang menyebabkan perusahaan mengalami likuid. Bila dapat dilihat kembali dari ratio Likuiditas maka dapat dikatakan bahwa PT. ANEKA TAMBANG Tbk sudah mempunyai kemampuan membayar yang cukup besar dalam memenuhi segala kewajiban jangka pendeknya atau dapat dikatakan perusahaan dalam keadaan baik,tetapi jika dibandingkan dengan tahun 2009 maka perusahaan dapat dikatakan tidak sehat karna ada penurunan yang signifikan.
      Untuk tahun 2011 Current Ratio mengalami kenaikan 694,26% dari tahun lalu, dan Quick Ratio mengalami kenaikan sebesar 556,64% dari tahun lalu. Bila dapat dilihat kembali dari ratio Likuiditas maka dapat dikatakan bahwa PT. ANEKA TAMBANG Tbk sudah mempunyai kemampuan membayar yang cukup besar dalam memenuhi segala kewajiban jangka pendeknya atau dapat dikatakan perusahaan dalam keadaan baik,dan jika dibandingkan dengan tahun 2010 maka perusahaan dapat dikatakan sehat karna ada kenaikan yang signifikan.
      Untuk tahun 2012 Current Ratio mengalami penurunan 824,61% dari tahun lalu, dan Quick Ratio mengalami penurunan sebesar 672,86% dari tahun lalu. Bila dapat dilihat kembali dari ratio Likuiditas maka dapat dikatakan bahwa PT. ANEKA TAMBANG Tbk sudah mempunyai kemampuan membayar yang cukup besar dalam memenuhi segala kewajiban jangka pendeknya atau dapat dikatakan perusahaan dalam keadaan baik,tetapi jika dibandingkan dengan tahun 2011 maka perusahaan dapat dikatakan tidak sehat karna ada penurunan yang signifikan.
      Analisa Solvabilitas PT. ANEKA TAMBANG Tbk pada tahun, 2010 mengalami kenaikan yang cukup baik. Total Debt To Total Asset pada tahun’ 2010 mengalami kenaikan sebesar 4,16% dari tahun lalu, Karena bertambahnya total hutang dan diimbangi dengan kenaikan total aktiva yang cukup baik pada tahun’ 2010 sebesar Rp 2.370.735.661,dan untuk Total Debt To Total Equity pada tahun’ 2010 mengalami kenaikan sebesar 6,52% dari tahun lalu,Karena bertambahnya total hutang dan diimbangi dengan kenaikan total ekuitas bersih yang cukup baik pada tahun’ 2010 sebesar Rp 1.431.158.735. Bila dapat dilihat kembali dari ratio Solvabilitas maka dapat dikatakan bahwa PT. ANEKA TAMBANG Tbk mengalami kenaikan dalam memenuhi aktiva perusahaan yang didanai oleh utang karna terjadi kenaikan dari tahun sebelumnya,maka perusahaan dapat dikatakan tidak sehat karna terjadi kenaikan.
      Untuk tahun 2011, mengalami kenaikan yang cukup baik. Total Debt To Total Asset pada tahun’ 2011 mengalami kenaikan sebesar 6,96% dari tahun lalu, dan untuk Total Debt To Total Equity pada tahun’ 2011 mengalami kenaikan sebesar 12,62% dari tahun lalu. Bila dapat dilihat kembali dari ratio Solvabilitas maka dapat dikatakan bahwa PT. ANEKA TAMBANG Tbk mengalami kenaikan dalam memenuhi aktiva perusahaan yang didanai oleh utang karna terjadi kenaikan dari tahun sebelumnya,maka perusahaan dapat dikatakan tidak sehat karna terjadi kenaikan.
      Untuk tahun 2012, mengalami kenaikan yang cukup baik. Total Debt To Total Asset pada tahun’ 2012 mengalami kenaikan sebesar 5,84% dari tahun lalu, dan untuk Total Debt To Total Equity pada tahun’ 2012 mengalami kenaikan sebesar 12,47% dari tahun lalu. Bila dapat dilihat kembali dari ratio Solvabilitas maka dapat dikatakan bahwa PT. ANEKA TAMBANG Tbk mengalami kenaikan dalam memenuhi aktiva perusahaan yang didanai oleh utang karna terjadi kenaikan dari tahun sebelumnya,maka perusahaan dapat dikatakan tidak sehat karna terjadi kenaikan.
      Analisa Profitabilitas PT. ANEKA TAMBANG Tbk tahun 2010 dinilai baik. Return on Asset (ROA) tahun’ 2010 mengalami kenaikan sebesar 10,57% dibandingkan pada tahun lalu , ini disebabkan naiknya laba bersih sebelum pajak sebesar Rp 1.488.605.942 dan pada total aktiva juga mengalami kenaikan sebesar Rp 2.370.735.661 kenaikan ini dikatakan baik. Gross Profit Margin mengalami kenaikan sebesar 16,66% dari tahun lalu disebabkan naiknya laba bersih sebelum bunga dan pajak dan juga naiknya penjualan bersih.Net Profit Margin mengalami kenaikan sebesar 17,04% dari tahun lalu,karna naiknya laba bersih sebelum pajak dan juga naiknya penjualan. Dan pada Return on Equity (ROE) mengalami kenaikan sebesar 10,15% dari tahun sebelumnya karna naiknya laba bersih setelah pajak dan juga naiknya total equity. Dari keempat ratio ini dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam keadaan meningkat, karena kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sebelum periode tertentu antara tahun’ 2009 sampai tahun’ 2010 mengalami laba yaitu laba operasi, laba sebelum pajak dan laba bersih setelah pajak mengalami kenaikan,maka perusahaan dapat dikatakan sehat.
      Untuk tahun 2011 dinilai kurang baik. Return on Asset (ROA) tahun’ 2011 mengalami penurunan sebesar 1,56% dibandingkan pada tahun lalu. Gross Profit Margin mengalami penurunan sebesar 1,28% dari tahun lalu.Net Profit Margin mengalami penurunan sebesar 1,15% dari tahun lalu. Dan pada Return on Equity (ROE) mengalami kenaikan sebesar 0,30% dari tahun sebelumnya. Dari keempat ratio ini dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam keadaan menurun, karena kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sebelum periode tertentu antara tahun’ 2010 sampai tahun’ 2011 mengalami rugi yaitu laba operasi, dan laba sebelum pajak mengalami penurunan,maka perusahaan dapat dikatakan tidak sehat.
      Untuk tahun 2012 dinilai baik. Return on Asset (ROA) tahun’ 2012 mengalami kenaikan sebesar 2,87% dibandingkan pada tahun lalu. Gross Profit Margin mengalami kenaikan sebesar 14,6% dari tahun lalu.Net Profit Margin mengalami kenaikan sebesar 12,45% dari tahun lalu. Dan pada Return on Equity (ROE) mengalami kenaikan sebesar 5,42% dari tahun sebelumnya. Dari keempat ratio ini dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam keadaan meningkat, karena kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sebelum periode tertentu antara tahun’ 2011 sampai tahun’ 2012 mengalami laba yaitu laba operasi, laba sebelum pajak dan laba bersih setelah pajak mengalami kenaikan,maka perusahaan dapat dikatakan sehat.
      Analisis EVA PT. ANEKA TAMBANG Tbk pada tahun’ 2010 sampai dengan tahun’ 2012. Pada tahun 2010 kinerja keuangan perusahaan dengan metode EVA nampak bahwa jumlah EVA sebesar Rp 135.545.624.926, dengan itu kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan baik.
      Untuk tahun 2011 kinerja keuangan perusahaan dengan metode EVA nampak bahwa jumlah EVA sebesar Rp 139.104.753.466, dengan itu kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan baik.
      Untuk tahun 2012 kinerja keuangan perusahaan dengan metode EVA nampak bahwa jumlah EVA sebesar Rp 187.395.274.893, dengan itu kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar